Julukan Kota 1000 Sungai yang disandang Kota Banjarmasin tidak serta merta menjadikan warganya leluasa untuk mendapatkan pasokan air bersih, terutama memasuki musim kemarau seperti saat ini.
Rata-rata ketinggian daratan Kota Banjarmasin yang dibawah permukaan air laut dan debit air semua sungai yang mengaliri Kota Banjarmasin menurun drastis, menyebabkan terjadinya penetrasi air laut (intrusi) ke daerah aliran sungai (DAS) Barito.
Tak hanya itu, air terus berlajut menuju ke anak-anak sungainya serta rawa-rawa lebak yang terkoneksi, salah satunya seperti yang terjadi pada DAS Sungai Martapura yang membelah jantung Kota Banjarmasin menjadi dua bagian.
Akibatnya, setiap musim kemarau datang DAS Martapura yang selama ini menjadi pemasok utama bahan baku air minum masyarakat Kota Banjarmasin dan sekitarnya, selalu mendapat kiriman "kadar garam" berlebih yang sudah pasti mengganggu produksi air bersih PDAM Bandarmasih, perusahaan air minum plat merah milik Pemko Banjarmasin.
Kabar buruknya, dari tahun ke tahun jangkauan intrusi air laut ke daratan jangkauannya semakin jauh dan kadar garam yang dibawa juga semakin tinggi, bahkan rekor kandungan kadar garam tertinggi dalam sejarah baru saja terpecahkan pagi hari ini (24/9/2019) pukul 07.00 WITA, yaitu mencapai 4.041 Mg/liter dan satu jam kemudian menurun ke 3.970 Mg/liter. Angka ini sangat jauh dari ambang batas layak konsumsi 250 Mg/liter yang ditentukan Permenkes No. 492 Tahun 2010.
Tingginya kadar garam air baku yang sampelnya diambil dari intake Sungai Bilu ini menyababkan PDAM Bandarmasih menghentikan operasional IPA (Instalasi Pengolahan Air) di Sungai Bilu yang lokasinya tepat di jantung kota.
Karena kalau dipaksakan, menurut Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Ir Yudha Ahmadi, seperti dikutip dari apahabar.com selain rasanya yang asin juga berisiko menganggu sistem saluran pencernaan serta peralatan rumah tangga.
Akibatnya, tekanan distribusi air yang menurun menyebabkan hampir 30% pelanggan PDAM Bandarmasih mengalami krisis air bersih, bahkan hampir tiga hari terakhir pelanggan di pinggiran Kota Banjarmasin yang berbatasan dengan Kabupaten Banjar air tidak mengalir sama sekali, kalaupun mengalir biasanya lepas tengah malam dengan menggunakan mesin penyedot air.
Ini yang terkadang bikin jengkel dan tidak enak hati dengan tetangga! Bagi yang mampu, biasanya mereka akan memasang mesin air dengan kekuatan besar, akhirnya tetangga kiri-kanan nggak kebagian air bersih. Besoknya, karena merasa tidak kebagian air bersih, tetangga sebelahnya lagi memasang mesin air dengan kekuatan yang lebih besar lagi! Begitu seterusnya, sampai akhirnya satu RT gigit jari semuanya...Â