Di Kalimantan Tengah, seperti halnya dengan di Riau! Ternyata operasi TMC juga telah dilakukan beberapa kali dan baru  operasi TMC  Jumat (21/9/2019) dari pukul 13.20 - 15.35 WIB penyemaian awan dengan garam NaCl sebanyak 2.400 kg di wilayah udara Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Sampit, Gunungmas, Barito, Katingan, dan Kota Palangkaraya memberi hasil signifikan berupa hujan deras yang turun di Pulang Pisau, Bandara Tjilik Riwut, Kota Palangka Raya bahkan dibeberapa daerah di Kalimantan Selatan seperti  Martapura, Tapin dan sebagian kecil Kota Banjarmasin.
Terpisah, menurut Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Kalteng Fikri Nur Muhammad, di sepanjang lintasan area penyemaian terpantau awan kumulus di ketinggian 15.000 kaki dan selain menggunakan NaCl, tim juga menggunakan kapur tohor untuk menyemai awan.
Sedangkan untuk Operasi TMC di Kalimantan Barat pada Jumat (20/9/2019), dilakukan penyemaian garam sekitar 800 kg di Landak dan Bengkayang dan hasilnya hujan turun di Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang dan juga di Kota Pontianak.Â
Pelajaran Berharga dari Operasi TMC
Dari beberapa kali upaya operasi TMC yang dilakukan oleh BBTMC-BPPT (Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) yang bekerja sama dengan BMKG, ternyata beberapa diantaranya tidak membuahkan hasil, beberapa membuahkan hasil tapi tidak maksimal atau tidak sesuai dengan harapan dan beberapa diantaranya berhasil embuahkan hasil sesuai harapan. Pertanyaannya, kok bisa?
Padahal semua pasti sudah dilakukan dengan perhitungan yang sangat matang oleh orang-orang yang memang sudah ahli dibidangnya, tapi kenapa masih juga terjadi error!?Â
Inilah bukti adanya Tuhan, Allah SWT! Dzat yang Maha Menguasai sekaligus menentukan segala sesuatu (perkara/kejadian) yang ada dan terjadi di muka bumi dan di alam beserta isinya!
Coba perhatikan! Dari faktor penentu keberhasilan operasi TMC, seperti keberadaan bibit awan, arah angin juga kekuatan angin semuanya itu Tuhan yang punya kuasa, bukan kita manusi!Â
Dalam operasi TMC ini, petugas (manusia) hanya bisa mengumpulkan data dari berbagai fenomena yang telah disajikan Tuhan untuk kita sekaligus menganalisanya menjadi data yang bermanfaat sebagai bahan untuk mengambil keputusan.
Artinya, kapanpun, dimanapun, dalam keadaan apapun! Kita terus memerlukan Tuhan, membutuhkan Tuhan dan sangat Tergantung dengan Tuhan, Allah SWT! Jadi, ada baiknya ditengah-tengah usaha keras berbagai pihak untuk mengatasi bencana selimut kabut asap yang sangat mengerikan ini, kita yang tidak bisa membantu secara langsung di lapangan bisa berdoa kepada-Nya agar bencana ini segera berakhir.