Hari ini, tepat setahun yang lalu merupakan hari yang sangat bersejarah bagi sepenggal kisah perjalanan kehidupan saya. Tepat di tanggal 15 Agustus 2018, untuk pertama kalinya saya bisa bersua dan bercengkerama secara langsung dengan pemudi dan pemuda yang datang dari seluruh pelosok tanah air dari Aceh sampai Papua yang mewakili generasinya masing-masing di 34 Propinsi berbeda yang ada di Indonesia.
Saya yang terpilih untuk mewakili Kalimantan Selatan dan semua wakil dari 33 Propinsi se-Indonesia lainnya, dipertemukan dalam event Writingthon Asian Games 2018, yaitu event menulis dengan konsep unik dan kreatif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan penerbit indie Bitread Publishing dalam rangka menyemarakkan sisi literasi event olahraga empat tahunan bangsa-bangsa Asia, ASIAN GAMES yang pada edisi ke-18 (2018), Indonesia melalui Jakarta dan Palembang terpilih menjadi tuan rumah.
Pada event Writingthon Asian Games 2018 ini, ada 2 (dua) kategori peserta yang dilombakan, yaitu untuk Pelajar dan Blogger. Jadi masing-masing Propinsi di wakili oleh 2 (dua) peserta yaitu wakil pelajar dan wakil blogger. Unik dan kerennya lagi, untuk kategori blogger dari total 34 (tiga puluh empat) peserta, 14 (empat belas) peserta atau hampir separuhnya merupakan Kompasianer (daftar nama bisa dilihat di gambar hasil screenshot di bawah, siapa tahu ada nama teman sekolah, teman ngopi, teman pacaran atau bahkan kemenakan sendiri ada di situ...he...he...he...).
Pada event Writingthon Asian Games 2018 ini, kami yang totalnya berjumlah 68 orang dikarantina di Hotel Millenium selama dua hari dua malam, dibawah kendali manajemen Bitread Publishing. Disitu, kami mendapatkan mentoring Kepenulisan plus berbagai materi terkait olahraga dan sejarah Asian Games, termasuk “dari” salah satu legenda bulu tangkis putri peraih medali emas Olimpiade! Ada yang tahu siapa dia!?
Selain itu, kami juga diberi tugas membuat karya tulisan populer terkait moment Asian Games 2018, khususnya dukungan faktual yang bisa diberikan dan dilakukan oleh daerah masing-masing peserta yang wajib diposting di blog masing-masing dan uniknya, karya tulisan ini akan dibukukan dan dijadikan souvenir bagi para tamu undangan yang hadir dalam upacara pembukaan Asian Games 2018.
Artinya, karya tulisan kami dalam waktu singkat bisa menjadi buku! Keren kan!? Inilah monumen persembahan kami untuk mengabadikan moment Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. Selain itu, keunikan lain buku ini yang sekaligus menjadi kebanggaan kami adalah eksklusifitas yang dimilikinya. Selain dicetak terbatas dan tidak diperjualbelikan, salah satu monumen Asian Games 2018, Jakarta-Palembang ini bertuliskan, buku ini milik negara dan tidak untuk diperjualbelikan.
Jujur, menjadi bagian dari event Writingthon Asian Games 2018 merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. Saya merasa tersanjung bisa terpilih mewakili Kalimantan Selatan dalam event langka yang entah kapan bisa diulang dan terulang kembali.
Menjadi bagian dari Writingthon Asian Games 2018, selain bisa mengenal pemudi dan pemuda calon-calon penulis hebat, (Saya sebut calon penulis hebat, karena kecuali saya rata-rata usia mereka masih sangat muda dan kelak sangat berpotensi tidak hanya menjadi penulis-penulis hebat tapi juga menjadi penerus estafet kepemimpin bangsa dan negara Indonesia) kami juga mendapatkan banyak teman dan pengalaman baru, tidak hanya terkait dunia tulis menulis dan penerbitan semata tapi juga indahnya warna-warni serta unik dan beragamnya budaya Indonesia langsung dari “pemiliknya”. Keren kan!?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!