Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ketika Warna-warni Tanglong Menyatukan Hati Kami Semua

30 Mei 2019   16:58 Diperbarui: 30 Mei 2019   17:14 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanglong bertema Ukiran Dayak (banjarmasin.tribunnews.com)

Semarak Keragaman Ramadhan di Kota Banjarmasin

Berbeda dengan bulan-bulan lain baik di kalender bulan Hijriah maupun kalender bulan Masehi,  bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang paling istimewa bagi masyarakat Kota Banjarmasin bahkan bagi masyarakat Kalimantan Selatan.

Selain sebagai bulan suci bagi umat Islam sebagai momentum terbaik untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan semua ibadah wajib dan Sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, bulan Ramadhan merupakan bulan paling sibuk dan paling semarak bagi masyarakat Kota Banjarmasin.

redkal.com
redkal.com
Kota Banjarmasin akan semakin semarak dan bercahaya ketika bulan Ramadhan tiba, selain semakin semaraknya semua masjid, Musholla, langgar dan surau oleh aktivitas religi masyarakat Banjarmasin yang mayoritas muslim, banyak event budaya yang berbalut religi khas Urang Banjar yang hadir hanya di bulan Ramadhan, seperti Festival Pasar Wadai, Festival Bagarakan Sahur dan Festival Tanglong Hias (baik yang melalui jalur sungai maupun jalan darat). 

Uniknya, semua festival budaya berbalut religi Islami diatas tidak hanya melibatkan umat Islam saja, tapi semua warga Kota Banjarmasin yang memang dikenal sebagai miniatur Indonesia semuanya merasa terlibat dan dilibatkan sesuai dengan proporsinya masing-masing.


Tanglong dan Semarak Keragaman Kota Banjarmasin

Salah satu event budaya di bulan Ramadhan yang cukup unik dan melibatkan banyak komunitas di Kota Banjarmasin adalah Festival Tanglong atau tanglung, yaitu produk budaya khas Kalimantan Selatan berupa lentera yang terbuat dari kertas sebagai bentuk adaptasi dari lampion yang dibentuk sebagai replika atau miniatur  dari berbagai obyek benda yang bernuansa Islami, seperti miniatur masjid Sabilal Muhtadin, tokoh berbusana muslim, rumah adat Banjar, pohon kurma, Goa hira, hingga bentuk replika unta, bekantan dan buraq.

Menurut budayawan Banjar yang juga Kompasianer Zulfaisal Putera, Tanglong berasal dari daratan Cina. Diawali oleh Maharaja Wudi bagian dari Dinasti Han (206SM-221) yang  ingin merayakan kemenangan pasukannya bersama semua rakyat dengan cara mengizinkan semua rakyat untuk bersuka ria sepanjang malam di ibu kota menyaksikan pawai lampu berhias yang disebut Yuanxiaojie atau Pesta Tanglong, sejenis "Chinese Valentine's Day" yang dirayakan pada hari ke-15 disetiap bulan lunar pertama.

Tradisi tanglong, diyakini masuk ke Kalimantan Selatan seiring dengan hadirnya Islam di tanah Banjar sejak 5 (lima) abad yang lalu. Diawali dengan tradisi atau kebiasaan Badadamaran masyarakat Banjar, yaitu menyalakan sejenis obor dengan bahan bakar dari getah kayu damar di halaman rumah dan di pinggir jalan sejak malam 21 Ramadan hingga menjelang Lebaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun