Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengabadikan Jalan Bidadari di Sungai Kahayan, Palangkaraya

27 Januari 2019   00:26 Diperbarui: 27 Januari 2019   06:10 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Touch the Rainbow (Foto : @kaekaha)


Bertemu dengan spektrum warna-warni busur pelangi di angkasa, merupakan anugerah "alam" terbaik yang selalu berhasil membuat saya tertegun barang sejenak. Pelangi yang selalu muncul secara tiba-tiba tanpa lebih dulu memberi kabar ini, selalu memantik rasa takjub, kagum, romantik dan sebentuk rasa bahagia yang entah darimana datang dan sumbernya. Bagaimana dengan anda?

Cantiknya kehadiran warna-warni pelangi yang ditangkap oleh mata manusia, setidaknya mempunyai tujuh pita garis-garis warna paralel,  yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (violet) yang lebih dikenal dengan singkatan mejikuhibiniu ini  juga diabadikan oleh seorang Abdullah Totong Mahmud atau lebih dikenal dengan AT Mahmud dalam sebuah lagu anak-anak gubahannya yang sangat populer di Indonesia yang liriknya kurang lebih seperti dibawah ini. Anda masih bisa menyanyikannya?

Spektrum warnanya begitu jelas (Foto : @kaekaha)
Spektrum warnanya begitu jelas (Foto : @kaekaha)

Pelangi pelangi
Alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau
Di langit yang biru
Pelukismu Agung, siapa gerangan
Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan!

Sungguh, bagi saya pelangi memang sangat indah. Teramat indah malah! Seperti syair gubahan AT Mahmud, Pelukismu Agung, siapa gerangan? Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan! 

Baca Juga : Mencicipi Legitnya Tapai Gambut yang Melegenda

Keindahannya yang tidak terbantahkan, tidak hanya menjadi pemanis gerimis di pagi atau senja hari semata, bukan pula hanya sebatas fenomena alam yang sanggup memancing logika ilmiah kita untuk lebih jauh meneliti berbagai rahasia alam yang begitu menakjubkan,  tapi kemunculannya adalah pesan aktual, tanda bukti dari sebuah eksistensi yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, sekaligus dalil sahih bagi kita semua untuk "mengakui" ke-Agung-an dan ke-canggih-an penciptanya, siapa gerangan?

Landscape alam yang begitu indah (Foto : @kaekaha)
Landscape alam yang begitu indah (Foto : @kaekaha)
Apakah anda pernah menemukan ujung kaki pelangi? Jika belum pernah, seandainya suatu waktu anda bertemu dengan kaki pelangi kira-kira apa yang menjadi imajinasi anda saat melihatnya? 

Kalau saya, melihat kaki pelangi selalu membawa imajinasi pada fragmentasi legenda Si- Jaka Tarub dan bidadari cantik Si-Nawang Wulan yang turun ke bumi untuk mandi di telaga yang berada tepat di ujung kaki pelangi, ujung dari titian atau jalan yang dipakai para bidadari jika ingin mandi di telaga bumi. Masih ingat dengan kelanjutan kisahnya?

Baca Juga : Masjid Sabilal Muhtadin, Ruang Dialektika Budaya Kalimantan

Salah satu hobi fotografi saya adalah memotret si-jalan bidadari untuk mandi di bumi alias si-pelangi. Alasannya bukan karena ingin melihat bidadari lagi mandi lho ya...he...he...he...!  Seperti saya tulis di awal kisah, pelangi merupakan akumulasi dari rasa takjub, kagum, romantik dan sebentuk rasa bahagia  yang entah darimana datangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun