"Maaf mas, anda tidak boleh masuk ke ruangan itu!"
Tiba-tiba ada suara seseorang dari arah belakang, berbarengan dengan tepukan tangan yang mengagetkan saya, ketika saya tengah konsentrasi mengulik sebuah ruangan berlampu temaram dengan pintu yang sebagiannya terbuka dibagian paling belakang gedung ANRI.
Baca Juga : Masjid Ar-Rohah, Oase Bersejarah di Tengah Riuh Jantung Kota Jakarta
"Kenapa Pak?" Tanya saya kepada si bapak yang sepertinya menyimpan kekhawatiran yang dalam, melihat ulah saya melongokkan kepala ke dalam ruangan yang sepertinya berisi benda-benda kuno berikut foto-foto tua dan naskah-naskah bersejarah yang dikemas dalam bingkai kayu yang cantik.

"Anehnya lagi, dia tidak mengenali sama sekali orang yang bertamu mengambil kunci tengah malam itu, padahal seharusnya sebagai karyawan disini dia mengenal semua karyawan sini dan yang lebih mengejutkan ternyata kunci itu besok harinya ditemukan menggantung ditempatnya, di lubang kuncinya!"
"Wauuuuw, terima kasih infonya pak!" Jawab saya, sambil berlalu menuju ke bagian belakang gedung setelah dengan kehangatan ekstra menyalami tangan si bapak.
Kejadian ini sebenarnya berawal dari keisengan saya dan beberapa teman yang datang terlabat ke acara makan bersama, undangan dari salah satu menteri dari kabinet kerja-nya Pak Jokowi-JK. Karena jadwal jemputan bus yang datang ke hotel untuk menjemput berbenturan dengan azan magrib, saya dan beberapa teman memilih untuk melaksanakan sholat Magrib lebih dulu, dengan harapan bus mau menunggu sejenak.

Setelah beberapa saat menyusuri jalanan ibukota, akhirnya bus yang kami tumpangi mulai memasuki halaman gedung ANRI yang senja itu terlihat agak temaram. Setelah turun dari bus, awalnya kami langsung menuju ke tempat acara makan bersama Pak Menteri di halaman belakang gedung ANRI yang ternyata mempunyai komposisi arsitektur dan ornamen bangunan yang sangat mempesona.


