Pernah mendengar istilah Bakwan Malang? Bagi penikmat bakso, tentu sangat familiar dengan brand Bakso Malang bukan? Nah, “menurut saya” yang namanya Bakwan Malang ini merupakan nama lain dari Bakso Malang yang terkenal karena kelezatan dari sepaket komplet isiannya yang sangat ramai, berbeda dengan jenis bakso atau baso dari derah atau kota-kota lain di Indonesia.
Memang, kajian “menurut saya” ini mungkin akan berpotensi menjadi perdebatan, tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan di sini. Toh, bakso atau bakwan Malang diolah memang bukan untuk diperdebatkan tapi untuk dinikmati. Betul?
Ada yang menarik perhatian saya jika melintas di sepanjang jalan Ahmad Yani kilometer 6-8, Banjarmasin dalam beberapa hari terakhir. Saya sering melihat seorang pedagang kuliner dengan penampilan yang tidak biasa alias tidak umum di Banjarmasin, yaitu dengan cara dipikul.
Cara berjualan dengan dipikul, jelas bukan tradisi yang berakar dari budaya masyarakat Banjar. Sayang karena jalanan selalu ramai dan saya dalam keadaan beraktivitas jadi selalu gagal untuk mencari informasi tentang pedagang yang menurut saya berani tampil beda itu.
Baca Juga : Singgah di "Kampung Jagung Manis" Bati-Bati, Tanah Laut
Dari ciri-ciri barang yang dipikul, berupa dandang yang sepertinya untuk wadah kuah di sebelah kanan atau belakang berikut anglo pemanas dengan bahan bakar arang dan kotak kayu berkaca di sebelah kiri atau depan.
Ditambah bunyi khas tik-tok tik-tok tik-tok dari sebilah bambu yang dipukul dengan sebatang bambu gilig sebesar kelingking anak kecil ini, membawa ingatan saya ke masa kecil di tanah kelahiran di lereng timur Gunung Lawu, Jawa Timur di era 80-an.
Yap! Tidak lain dan tidak bukan! Pedagang itu pasti penjaja Bakwan Malang. Jenis kuliner baru yang saat itu namanya juga relatif asing di telinga saya. Ciri khas menjajakannya dengan cara dipikul berkeliling kampung tidak pakai gerobak yang didorong layaknya penjual bakso yang lebih dulu sering ngider di kampung saya.
Ini sangat memorable bagi saya, terlebih jika mendengar bunyi tik-tok tik-tok tik-tok yang keluar dari seruas batang bambu sepanjang sekitar 15 cm dengan lebar 5 cm yang sengaja dipukul berirama oleh pedagang yang memikulnya. Woooow kereeen!