Kota Banjarmasin memang unik, Kota Perdagangan yang telah berdiri sejak permulaan abad ke-16 yang sekarang juga dikenal sebagai Ibu Kota Kalimantan Selatan ini tidak hanya bisa "merawat"  eksistensi "Budaya Sungai", peradaban budaya asli dan khas banua yang telah berusia ratusan tahun, tapi juga bisa menyandingkannya dengan semangat kekinian Kota Banjarmasin yang terus berusaha menjadi Kota Ramah teknologi atau smartcity yang full teknologi.
Budaya Sungai dengan segala atributnya, merupakan peradaban tua masyarakat Banjar hasil dari proses interaksi yang berlangsung selama ratusan tahun antara manusia dan alam lingkungannya. Â
Sayang, sejuta eksotika yang kemudian tersaji di bumi Antasari ini belum sepenuhnya dikenal oleh para pecandu wisata alam, seni dan budaya khususnya dari luar Kalimantan Selatan.
Komposisi unik landscape Kota Banjarmasin ini disebabkan oleh posisi daratannya yang berada sekitar 60-80 cm dibawah permukaan air laut. Wooooowwww!?
Baca juga : Banjarmasin, Kota 1.000 Pemadam Kebakaran
Selain sebagai Kota 1000 Sungai, sebenarnya masih banyak julukan khas bagi Kota Banjarmasin yang masih belum begitu populer walaupun sudah mulai digaungkan dikalangan masyarakat pariwisata, seperti julukan smart city, Kota 1000 Damkar, Kota 1000 Masjid atau Langgar dan tentunya Kota Soto!
Untuk seluk beluk masing-masing varian Soto Banjar diatas Insha Allah akan saya uraikan dalam artikel terpisah ya...!
Baca Juga : Masjid Sultan Suriansyah, Monumen Berdirinya Kota Banjarmasin
Dari dunia seni, meskipun Kota Banjarmasin bukanlah "barometer" utama dunia berkesenian masyarakat suku Banjar, tapi posisi strategis Kota Banjarmasin sebagai Ibu Kota Provinsi, secara otomatis menjadikan Kota Banjarmasin sebagai etalase dari atmosfer berkesenian masyarakat Suku Banjar di Kalimantan Selatan.Â