Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trust Me! Percaya Karo Isun, Batik Memang Lebih Baik!

29 September 2018   21:58 Diperbarui: 29 September 2018   23:01 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motif Batik Mega Mendung Khas Cierbon yang mendunia ( Foto/Grafis : cireboncinnamon.com)

Selamat Hari Batik Indonesiaku!  Sejak tahun 2010, tanggal 2 Oktober di peringati oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Batik Nasional, yaitu satu hari spesial yang didedikasikan seluruh elemen bangsa untuk meningkatkan martabat bangsa Indonesia  dan citra positif di forum internasional dengan mengapresiasi serta menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan terhadap batik sebagai salah satu hasil karya cipta para leluhur yang sangat layak untuk di lestarikan.


Tanggal 2 Oktober diabadikan sebagai Hari Batik Nasional, melalui penerbitan Keputusan Presiden No 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional, pada tanggal 17 November 2009. Penetapan ini mengambil momentum dari pengakuan  UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), badan PBB urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang mengukuhkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Tahun 2018 ini, peringatan Hari Batik Nasional yang memasuki edisi ke-9 mengambil tema sentral "PARAS BATIK NUSANTARA". Tema ini jelas mengambil latar dari keragaman "paras" batik di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan membawa keanggunan, kecantikan, keunikan dan kekhasan masing-masing.

Keragaman "paras" dari batik-batik yang tumbuh di seluruh pelosok nusantara merupakan kekuatan pesona Indonesa yang sangat luar biasa, khususnya kekayaan budaya (batik) Indonesia dan ini tidak ada duanya di muka bumi! Tidak ada satupun negara di muka bumi ini yang memiliki kekayaan desain motif batik sebanyak yang di miliki oleh bangsa Indonesia.

Selamat Hari Batik, Indonesiaku! (Foto/Grafis : @kaekaha)
Selamat Hari Batik, Indonesiaku! (Foto/Grafis : @kaekaha)
Sejarah Batik Indonesia

Seni pewarnaan dengan teknik perintang yang sekarang kita kenal dengan membatik telah dikenal sejak abad ke-4 SM, dibuktikan dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang bentuk polanya terbentuk dari lapisan malam. 

Sedangkan di Asia, teknik mewarna yang mirip dengan teknik membatik sudah ada di Tiongkok pada masa Dinasti Tang (618-907) serta di India dan Jepang pada pasa Periode Nara (645-794). Hanya saja, kawasan nusantara merupakan satu-satunya kawasan yang secara konsisten menerapkan teknik mewarna dengan perintang dari bahan malam ini. Sehingga, perkembangannya relatif terjaga bahkan sampai sekarang! 

Memang, secara teoritis kemunculan serta eksistensi batik dalam peradaban seni dan budaya nusantara (baca : Indonesia) memang mempunyai banyak versi, baik dari sisi waktu, asal muasal maupun subyek pelaku sejarahnya. Salah satu pendapat yang relatif populer adalah catatan Rens Heringa, pada karya bukunya Fabric of Enchantment : Batik from the North Coast of Java (1996) yang menyebutkan batik pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 700-an. Diperkenalkan oleh orang India, pada saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India. 

Setelah itu, batik mulai berkembang di berbagai tempat dengan pola yang beragam. Salah satu, bukti tertua keberadaan batik di Indonesia bisa dilihat pada detail pola-pola batik berpola sulur tumbuhan dan kembang-kembang pada pakaian arca Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan dari abad ke-13 yang ditemukan di Jawa Timur. Menurut beberapa peneliti, kerumitan pola batik pada pakaian arca tersebut hanya bisa dihasilkan dengan menggunakan canting. Artinya, canting sebagai alat pembatik sudah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau sebelumnya, dan bisa jadi canting memang muncul dari tradisi leluhur masyarakat Jawa.

Dari beberapa hipotesis diatas bisa diambil simpulan, perjalanan batik menjadi bagian dari seni budaya bangsa Indonesia sudah sangat panjang dan lama. Bila ditarik garis lurus dari teori Rens Heringa, lebih dari 13 abad nusantara mengenal batik. Wooow! 

Presiden Joko Widodo ketika menyambut PM Papua Nugini (Foto : merdeka.com)
Presiden Joko Widodo ketika menyambut PM Papua Nugini (Foto : merdeka.com)
Lebih Bagus Batik Daripada Jas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun