Setiap memasuki 10 hari kedua, apalagi 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Masjid Sabilal Muhtadin atau dikenal juga dengan sebutan Masjid Raya Banjarmasin, selalu lebih ramai jamaah dan padat aktifitas daripada hari-hari sebelumnya. Bila pada hari ke-1 sampai ke-10 biasanya setelah melakukan Sholat Tarawih, jamaah banyak yang lebih memilih pulang ke rumah masing-masing, kebiasaan ini sepertinya mulai berubah ketika memasuki hari ke-11 atau 10 hari kedua Bulan Ramadhan.
Short term yang saya maksudkan disini, biasanya jamaah memilih bertahan atau tinggal di Masjid sampai menjalani minimal dua kali ibadah Shalat Fardhu berjamaah, misal dari Shalat Dhuhur bertahan sampai Ashar atau dari Shalat Maghrib sampai Isya lanjut ke Shalat Tarawih berjamaah atau bahkan di lanjut lagi bertahan sampai tengah malam untuk melakukan ibadah Shalat malam sampai datangnya waktu Sahur dan Shalat Subuh berjamaah. Biasanya, ini dilakukan oleh jamaah yang rata-rata warga dalam Kota Banjarmasin sendiri.
Sejauh yang saya tahu, selama bulan Ramadhan badan pengelola Masjid Sabilal Muhtadin memang banyak mengadakan kegiatan untuk menyemarakkan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dan salah satunya yang ngangeni dan tidak pernah ketinggalan adalah agenda penyediaan menu berbuka puasa khas yang dikenal masyarakat dengan sebutan menu bubur Sabilal. Mau mencoba? Yuk Ramadhan-an di Banjarmasin!
Entah mulai kapan berbagai keunikan pola dan variasi "cara" jamaah Masjid Sabilal Muhtadin mengelola program ibadahnya selama bulan Ramadhan seperti tersebut diatas mulai berlangsung, yang jelas setiap tahun saya selalu menemui jamaah yang terlihat dan "mengaku" melakukan pola beribadah seperti itu. Mudah-mudahan amal dan ibadahnya semua jamaah diterima oleh-Nya. Amin.
Masjid Sabilal Muhtadin banyak dipilih oleh jamaah untuk melakukan ibadah selama bulan Ramadhan dengan berbagai pola dan variasi pilihan seperti saya sebutkan diatas karena Masjid Sabilal Muhtadin memang sangat representatif untuk kegiatan ibadah sehari-hari maupun selama Bulan Ramadhan. Bahkan banyak yang menyatakan, kalau lingkungan Masjid Sabilal Muhtadin yang dibangun di tepian Sungai Maratapura yang sekarang menjadi destinasi unggulan Kota Banjarmasin dan dikelilingi oleh taman buah dan hutan kota yang teduh, sejuk dan menyegarkan ini tidak hanya representatif sebagai tempat ibadah yang ideal bagi umat Islam di Kota Banjarmasin dan sekitarnya saja, tapi juga sangat layak menjadi destinasi wisata reliji terpadu. Apalagi didukung oleh posisinya yang berada tepat ditengah Kota Banjarmasin, sehingga relatif sangat mudah dijangkau dari arah manapun, terlebih lagi bila dijangkau dengan kendaraan pribadi.
Ada beberapa jamaah dari luar kota yang pernah saya temui, berharap suatu saat nanti di lingkungan area Masjid yang masih sangat luas juga dibangun hotel untuk jamaah yang ingin beribadah lebih khusyuk terutama di bulan Ramadhan. Apalagi, status unggulan yang disandang oleh lembaga pendidikan/Sekolah Islam terpadu Sabilal Muhtadin yang telah diakses oleh masyarakat dari berbagai daerah di luar Banjarmasin. Bagaimana pengelola Masjid Sabilal Muhtadin?