Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tengah Malam di Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin

3 Juli 2016   01:21 Diperbarui: 3 Juli 2016   10:16 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah itikaf tengah malam yang meluber sampai teras depan

Setiap memasuki 10 hari kedua, apalagi 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Masjid Sabilal Muhtadin atau dikenal juga dengan sebutan Masjid Raya Banjarmasin, selalu lebih ramai jamaah dan padat aktifitas daripada hari-hari sebelumnya. Bila pada hari ke-1 sampai ke-10 biasanya setelah melakukan Sholat Tarawih, jamaah banyak yang lebih memilih pulang ke rumah masing-masing, kebiasaan ini sepertinya mulai berubah ketika memasuki hari ke-11 atau 10 hari kedua Bulan Ramadhan. 

Aktifitas jamaah itikaf di dalam Masjid
Aktifitas jamaah itikaf di dalam Masjid
Pada hari-hari ini sudah banyak jamaah yang memilih tidak langsung pulang ke rumah setelah melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah. Bahkan banyak diantara jamaah yang mulai memilih tinggal di Masjid dengan variasi short term sampai long term.  Inilah keunikan jamaah di Masjid Sabilal Muhtadin yang setiap tahun Alhamdulillah saya temui.

Short term yang saya maksudkan disini, biasanya jamaah memilih bertahan atau tinggal di Masjid sampai menjalani minimal dua kali ibadah Shalat Fardhu berjamaah, misal dari Shalat Dhuhur bertahan sampai Ashar atau dari Shalat Maghrib sampai Isya lanjut ke Shalat Tarawih berjamaah atau bahkan di lanjut lagi bertahan sampai tengah malam untuk melakukan ibadah Shalat malam sampai datangnya waktu Sahur dan Shalat Subuh berjamaah. Biasanya, ini dilakukan oleh jamaah yang rata-rata warga dalam Kota Banjarmasin sendiri.

Keluarga yang memilih berdiam di Masjid dengan perbekalannya
Keluarga yang memilih berdiam di Masjid dengan perbekalannya
Sedangkan untuk yang medium term, saya maksudkan untuk jamaah yang memilih bertahan tinggal di Masjid lebih dari 1 hari tapi kurang dari 1 minggu. Memang untuk yang medium term ini meskipun pernah saya temui, tapi relatif jarang. Bagi jamaah yang memilih medium term bisasanya mereka membawa perbekalan lengkap (minimalis)  layaknya backpaker, begitu juga dengan jamaah yang memilih tinggal di Masjid secara long term yang jumlahnya sepertinya lebih banyak. Dari obrolan dengan mereka, rata-rata mereka bersama keluarga (suami-istri), berusia diatas 50-an tahun, mempunyai latar belakang sebagai pedagang dan berasal dari kota-kota di sekitar Banjarmasin yang memang berniat melakukan itikaf selama sebulan penuh.

Bersilaturahmi diantara jeda Shalat
Bersilaturahmi diantara jeda Shalat
Semua pilihan cara tinggal dan bertahan untuk beribadah di Masjid Sabilal Muhtadin selama bulan Ramadhan seperti diatas, bukanlah program resmi dari pengurus Masjid, tapi merupakan inisiatif dari para jamaah yang memang ingin full ibadah di salah satu masjid terbesar dan termegah dengan arsitektur unik  khas Kalimantan Selatan ini. 

Sejauh yang saya tahu, selama bulan Ramadhan badan pengelola Masjid Sabilal Muhtadin memang banyak mengadakan kegiatan untuk menyemarakkan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dan salah satunya yang ngangeni dan tidak pernah ketinggalan adalah agenda penyediaan menu berbuka puasa khas yang dikenal masyarakat dengan sebutan menu bubur Sabilal.  Mau mencoba? Yuk Ramadhan-an di Banjarmasin!

Entah mulai kapan berbagai keunikan pola dan variasi "cara" jamaah  Masjid Sabilal Muhtadin mengelola program ibadahnya selama bulan Ramadhan seperti tersebut diatas mulai berlangsung, yang jelas setiap tahun saya selalu menemui jamaah yang terlihat dan "mengaku" melakukan pola beribadah seperti itu. Mudah-mudahan amal dan ibadahnya semua jamaah diterima oleh-Nya. Amin.

Indahnya landscape Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin
Indahnya landscape Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin
Memilih Beribadah di Masjid Sabilal Muhtadin

Masjid Sabilal Muhtadin banyak dipilih oleh jamaah untuk melakukan ibadah selama bulan Ramadhan dengan berbagai pola dan variasi pilihan seperti saya sebutkan diatas karena Masjid Sabilal Muhtadin memang sangat representatif untuk kegiatan ibadah sehari-hari maupun selama Bulan Ramadhan. Bahkan banyak yang menyatakan, kalau lingkungan Masjid Sabilal Muhtadin yang dibangun di tepian Sungai Maratapura yang sekarang menjadi destinasi unggulan Kota Banjarmasin dan dikelilingi oleh taman buah dan hutan kota yang teduh, sejuk dan menyegarkan ini tidak hanya representatif sebagai tempat ibadah yang ideal bagi umat Islam di Kota Banjarmasin dan sekitarnya saja, tapi juga sangat layak menjadi destinasi wisata reliji terpadu. Apalagi didukung oleh posisinya yang berada tepat ditengah Kota Banjarmasin, sehingga relatif sangat mudah dijangkau dari arah manapun, terlebih lagi bila dijangkau dengan kendaraan pribadi. 

Ada beberapa jamaah dari luar kota yang pernah saya temui, berharap suatu saat nanti di lingkungan area Masjid yang masih sangat luas juga dibangun hotel untuk jamaah yang ingin beribadah lebih khusyuk  terutama di bulan Ramadhan. Apalagi, status unggulan yang disandang oleh lembaga pendidikan/Sekolah Islam terpadu Sabilal Muhtadin yang telah diakses oleh masyarakat dari berbagai daerah di luar Banjarmasin. Bagaimana pengelola Masjid Sabilal Muhtadin?

Taman hutan Kota yang mengelilingi Masjid Sabilal Muhtadin
Taman hutan Kota yang mengelilingi Masjid Sabilal Muhtadin
Masjid yang namanya di ambil dari sebagian judul kitab fiqih karya ulama besar Kesultanan Banjar alm. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710—1812), Sabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin yang secara umum diartikan sebagai ”Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama" ini dibangun di area seluas 100.000 m2 di bekas lahan benteng dan asrama tentara "Tatas" (Jaman penjajahan Belanda), terdiri dari dua lantai seluas 5.250 m2 berikut area plaza dan menara yang tinggi menjulang, mampu menampung jamaah sebanyak 15.000 orang, dengan rincian 7.500 pada bagian dalam dan 7.500 pada bagian halaman plaza. Selain itu, Masjid Sabilal Muhtadin juga dilengkapi dengan sistem dan petugas jaga keamanan selama 24 jam, plus sarana toilet dan tempat wudhu yang sangat representatif, baik jumlah maupun kebersihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun