Tradisi Bahunda dari Kalimantan Selatan (Foto/Grafis : Koleksi Pribadi)
Tradisi Bahunda, Tradisi unik Masyarakat Banjar
Tradisi Bahunda merupakan salah satu tradisi unik masyarakat Banjar untuk menyebut aktifitas berkendaraan bermotor roda dua, apapun jenis atau merek kendaraan yang dikendarai. Istilah ini berkembang diseluruh wilayah dimana Urang Banjar (sebutan untuk orang Banjar) berada, yaitu di daerah Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Istilah Bahunda sudah sejak lama menjadi bagian dari budaya tutur masyarakat Banjar.Â
Menurut versi kakek buyut saya yang kebetulan seorang tetua kampung, istilah Bahunda memang menjadi tradisi unik dalam budaya tutur masyarakat Banjar sejak masuknya sepeda motor merek Honda di Kalimantan (Selatan) dan pembiasaan penyebutan ini berlangsung secara turun-temurun sampai sekarang. Menurut beliau, pertama kali sepeda motor Honda (beliau menyebut Hunda) masuk ke Kalimantan, didatangkan oleh orang-orang kaya di Banjar dari Surabaya bahkan sebagian dari Jakarta, karena di Banjarmasin dan seluruh Kalimantan saat itu belum ada dealer seperti sekarang. Bahkan saat itu Propinsi Kalimantan Selatan sebagai propinsi tertua di Kalimantan, seingat beliau juga belum terbentuk. Saat itu Kalimantan masih menjadi 1 propinsi tunggal dengan ibu kota di Banjarmasin. Woooow! Meskipun tidak ada catatan resminya, dari cerita kakek buyut saya tersebut bisa disimpulkan bahwa hubungan sejarah antara Honda dengan masyarakat Banjar ternyata sudah lama terjalin.
Sayang, beliau tidak bisa menjelaskan awal mula napa Urang Banjar manyambat bahunda gasan urang nang manaiki kendaraan bamutur ruda dua? (Kenapa orang Banjar selalu menyebut orang yang mengendarai sepeda motor dengan sebutan bahunda?). Kalau dibilang, karena Honda yang pertama kali masuk ke Kalimantan!? Ternyata tidak juga! Karena menurut beliau,  ada merek lain yang lebih dulu masuk.  Lantas.....
Morfologi Istilah kata bahunda, pada dasarnya merupakan kata serapan dari kata Honda yang mendapat imbuhan suku kata ba. Jadi bentuk asli kata serapannya adalah Bahonda. Tapi, karena dalam dialek bahasa Banjar, huruf o akan dilafalkan/dibaca menjadi u, maka dalam perjalanan eksistensinya berdasar tata bahasa Banjar, kata Bahonda akan ditulis sekaligus dilafalkan menjadi Bahunda. Penambahan imbuhan suku kata ba, pada tata bahasa Banjar akan mengubah kata benda yang mendapat imbuhan menjadi kata kerja. Jadi kata istilah Bahunda secara leksikal berarti mengendarai sepeda motor merk Hunda  atau Honda.Â
Disini uniknya! Meskipun dalam perkembangannya, pasar sepeda motor di lingkungan masyarakat Banjar terus tumbuh dan berkembang dari waktu-kewaktu yang ditandai dengan kehadiran beberapa merk dan jenis sepeda motor baru di pasaran, tetap tidak menggoyahakan eksistensi tradisi Bahunda di masyarakat Banjar. Bahkan dalam perkembangannya, tradisi bahunda tidak saja merujuk pada merk sepeda motor Honda yang dikendarai, tapi sudah melebar ke semua merk kendaraan roda dua yang ada. Intinya, apapun merk kendaraan sepeda motor yang dikendarai, tetap saja urang Banjar menyambat Bahunda! (orang Banjar tetap saja menyebutnya naik Honda). Kenapa bisa begitu?Â
Eksistensi Tradisi Bahunda di Kalimantan Selatan
Istilah tradisi Bahunda sampai sekarang masih eksis di lingkungan masyarakat Banjar, terutama di daerah Banjar Pahuluan atau Banjar Hulu (sebagian menyebut sebagai Banjar Asli) yang menjadi daerah induk dari cikal bakal kelahiran bahasa, sastra dan kesenian Banjar . Daerah ini disebut pahuluan, karena daerah ini merupakan hulu sungai atau sumber mata air dari sungai-sungai besar yang mengalir di Kalimantan Selatan. Sekarang, daerah-daerah ini dikenal juga dengan nama Banua Anam yang meliputi Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Rantau, Tabalong dan Kabupaten paling muda, Balangan. Di daerah-daerah ini, istilah tradisi Bahunda masih dipakai oleh sebagian besar masyarakat. Jadi, seandainya anda berkesempatan berkunjung ke daerah Amuntai (HSU) yang terkenal dengan itik Alabio-nya, jangan heran bila mendapati eksistensi tradisi unik ini dalam kehidupan sehari-hari. Menyebut Bahunda kepada orang yang naik sepeda motor merk lain.....