Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Pasarkita] Romantika Seputar Vermaak Wajah "Pasar Kindai Limpuar" Gambut

17 April 2016   23:55 Diperbarui: 19 April 2016   19:28 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Wajah baru Pasar Kindai Limpuar"][Wajah baru Pasar Kindai Limpuar (Foto : Kleksi Pribadi)]

Kindai Limpuar Idiom Bahasa Banjar yang Unik dan Sarat Makna 

Kindai Limpuar! Frasa idiomatik dalam Bahasa Banjar yang satu ini menempati ruang spesial dalam benak saya. Aksentuasinya menurut saya unik dan menarik, mudah dibaca, dilafalkan dan nyaman didengarkan! Melafalkan kata kindai berasa seperti melafalkan english style, sedangkan kata limpuar berasa banget ethnical taste-nya. Selain itu, kombinasi kata pembentuk frasa-nya terasa pas dan paling menarik perhatian saya, jika dibanding frasa-frasa idiomatik dalam Bahasa Banjar lainnya yang jumlahnya sangat banyak, layaknya kecerdasan budaya bahasa sub-suku bangsa Melayu lainnya.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah rantau Kalimantan Selatan yang juga tanah moyang keluarga besar saya. Frasa idiomatik Kindai Limpuar seperti melekat erat dalam otak saya. Pertama kali saya dapatkan di papan nama sebuah pasar tradisonal di daerah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Pertama kali, saya mendapatkan frasa idiomatik Kindai Limpuar saat membaca sekaligus mengamati papan nama sederhana yang terletak dibagian atas bangunan pasar dengan latar belakang atap sirap kayu ulin khas suku Banjar yang menurut saya begitu artistik dan kental rasa tradisinya. Saat itu, saya seperti dibawa menjelajahi muara dari kearifan lokal sebuah entitas budaya bernama  Banjar.

[caption caption="Wajah lama Pasar Kindai Limpuar (2015) Foto : banjarmasin.tribun,news"]

[Wajah lama Pasar Kindai Limpuar (2015) Foto : banjarmasin.tribun,news]

Perpaduan dua elemen budaya Banjar, berupa desain artistik arsitektur khas Banjar yang diwakili oleh atap sirap plus beberapa ornamen kayu yang membentuk rumah adat Banjar bubungan tinggi dengan susunan frasa idiomatik Kindai Limpuar sebagai identias budaya Banjar lainnya di dalam satu bingkai yang diletakkan di salah satu ruang publik dengan intensitas interaksi masyarakat paling tinggi merupakan salah satu wujud dari sense of belonging atau rasa memiliki yang tinggi masyarakat terhadap sebuah entitas budayanya. Sekaligus sebagai bentuk strategis pemangku kebijakan dalam  upaya  melestarikan entitas budaya masyarakat Banjar.

Idiom tematik yang didasarkan dari kearifan lokal masyarakat Banjar, khususnya daerah Gambut Kabupaten Banjar ini tersusun dari dua kosakata pembentuk, yaitu Kindai yang berarti lumbung (padi) dan Limpuar yang berarti penuh sampai meluber. Jadi makna leksikal dari idiom ini adalah lumbung padi yang penuh sampai meluber, sedang makna gramatikal-nya secara umum dipahami  sebagai lambang kemakmuran, yang dilambangkan dengan wadah yang isinya melimpah ruah. Hal ini terkait dengan posisi Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar yang dikenal sebagai lumbung padi-nya Kalimantan Selatan, khususnya untuk varian padi jenis Siam dan Unus, jenis padi penghasil beras Banjar nomor wahid sekaligus paling mahal. Di sinilah ternyata titik temu dari logika kausalitas penamaan Pasar Kindai Limpuar, titik simpul perekonomian masyarakat daerah Gambut.

[caption caption="Macam-macam beras di Pasar Gambut dengan harga dalam satuan liter (Foto : Koleksi Pribadi)"]

[Macam-macam beras di Pasar Gambut dengan harga dalam satuan liter (Foto : Koleksi Pribadi)]

Saya baru menyadari, seperti mempunyai ikatan emosional dengan perpaduan dua kata ini. Mungkin karena taste unik dari kosakatanya atau juga frasa kata yang menurut saya pas (seperti uaraian saya diatas) atau juga karena idiom ini adalah rangkaian kata dalam Bahasa Banjar pertama yang mendarat dalam kontak visual saya yang akhirnya mendarat mulus dalam alam bawah sadar saya. Seperti emosi "cinta pertama" yang katanya tidak akan terlupakan seumur hidup. Mungkin emosi layaknya cinta pertama inilah yang tanpa saya sadari telah menghadirkan ikatan emosional antara saya dengan idiom "Kindai Limpuar". 

[caption caption="Papan nama Pasar Kindai Limpuar Baru (Foto ; Koleksi Pribadi)"]

[Papan nama Pasar Kindai Limpuar Baru (Foto ; Koleksi Pribadi)]

Pasar Kindai Limpuar, Ruang publik simpul perekonomian Masyarakat Gambut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun