Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Inspirasi Cantik dari Bandara Kalimarau dan SAMS Sepinggan

31 Januari 2016   02:09 Diperbarui: 31 Januari 2016   11:54 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bandara Kalimarau, Tanjung Redeb, Berau

Beberapa hari yang lalu penulis dan beberapa anggota rombongan event DATSUN RISERS EXPEDITION 3 KALIMANTAN, ETAPE I SAMARINDA-TANJUNG REDEB yang berasal dari beberapa Kota di Indonesia, sempat dibuat melongo oleh penampilan Bandara Kalimarau, bandara yang berada hampir di ujung pulau Kalimantan, tepatnya di Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Berau Kalimantan Timur.

Kami sama sekali tidak menyangka jika di Kota kecil seperti Tanjung Redeb yang relatif kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia karena minim publikasi dan lokasinya yang juga relatif jauh dari pusat pemerintahan atau simpul-simpul perekonomian pulau Kalimantan seperti Balikpapan, Samarinda apalagi Banjarmasin bisa mempunyai bandara berkelas internasional dengan tampilan keseluruhan areanya yang begitu megah, artistik dan sangat mempesona.

Decak kagum saya dan rekan-rekan yang berasal dari berbagai Kota di Indonesia seperti tidak terbendung. Mau tidak mau, suka tidak suka logika linier penulis langsung berlari ke kampung halaman di Banjarmasin untuk membuka memori tentang Bandara Syamsoedin Noor satu-satunya bandara terbesar di Kalimantan Selatan  yang seminggu lalu saya tinggalkan. Kenapa bandara Syamsoedin Noor, bandara kebanggan kita, masyarakat Kalimantan Selatan seperti tertinggal beberapa dekade?

Memasuki areal Bandara Kalimarau, dari pintu masuk kita sudah disuguhi tampilan futuristik bangunan-bangunan kecil berjajar rapi loket parkir dengan atap berkonsep tenda seperti ruang tunggu kedatangan Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, KSA yang terlihat bersih dan terjaga, walaupun proses ticketing parkirnya masih manual. Jalam menuju pallet parking yang kami lalui sepanjang kurang lebih 100 meter dilapisi aspal masak (hotmix) yang sangat mulus dan bersih.

Disebelah kiri-kanan jalan terdapat taman-taman minimalis hanya ditanami rumput hijau segar dengan kombinasi berbagai tanaman berkayu keras dengan jarak tanam yang sangat rapi dan teratur penataanya, memberikan kesan segar, minimalis, simple, rapi dan teratur sangat sedap dipandang mata. Setelah saya perhatikan, selain berfungsi sebagai area penghijauan kawasan bandara, ternyata ruas taman-taman ini juga berfungsi sebagai area pembatas fungsi lahan di halaman depan bandara Kalimarau, seperti area parkir kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 2. Diantara badan jalan yang kami lalui dengan taman dibatasi oleh siring yang terbuat dari semen cor dengan tinggi sekitar 20 cm yang dicat hitam putih layaknya zebra cross, semakin menambah cantik penampilan muka Bandara Kalimarau.

Dari area parkir yang begitu luas, bersih (penulis tidak menemukan sampah sama sekali, bahkan sehelai daun sekalipun) dan tampak asri, keindahan dan kemegahan arsitektur Bandara Kalimarau sangat jelas terlihat. Sekilas arsitekturnya mirip dengan Bandara Sultan Hasanudin Makasar. Identitas tulisan Bandara Kalimarau yang begitu besar dan mentereng terlihat mencolok, mendominasi view tampak depan bangunan bandara seolah-olah memberi pesan please, look at me...!  

 

Memasuki area bandara, dimulai dari lorong teras sepanjang kurang lebih 300-an meter, sekali lagi kami dibuat terkagum-kagum dengan kebersihan dan kerapian bandara yang satu ini, seolah-olah tidak sedang berada di Indonesia. Begitu pula ketika memasuki ruang check-in bandara yang banyak dihiasi ornamen seni ukir khas suku dayak dan ornamen laut yang didominasi oleh relief diorama kehidupan kura-kura, seolah-olah memberi pesan sekaligus mengingatkan semua orang yang akan meninggalkan Kota Tanjung Redeb pada keindahan budaya dayak dan sajian alam Kepulauan Derawan, habitat penyu hijau yang sudah sangat langka. Sejauh mata memandang, meskipun ruangan ini terdapat banyak atribut berupa x banner, spanduk dan papan peringatan baik dari pemerintah maupun maskapai penerbangan, tapi penataan yang cermat dan rapi benar-benar menjadikan Bandara Kalimarau sebagai destinasi wisata tersendiri bagi kami.

Naik ke lantai 2, di sepanjang lorong menuju ke ruang tunggu berjejer lengkap berbagai fasilitas bandara. Ada area bermain anak-anak, cafe, musholla, toilet dan ini yang menarik, ruang menyusui. Seperti area bandara Kalimarau lainnya, lantai 2 menuju ruang tunggu keberangkatan juga terlihat rapi dan bersih.

Memasuki ruang tunggu keberangkatan yang sangat luas dengan dinding kaca terang ke arah luar memberikan para calon penumpang akses pemandangan lingkungan sekitar bandara berupa hutan yang masih hijau dan segar. Didalam ruang tunggu keberangkatan, sekali lagi kami disuguhi desain tata ruang yang ciamik! hiasan-hiasan seperti di ruang check-in berupa  ornamen seni ukir khas suku dayak dan ornamen laut yang didominasi oleh relief diorama kehidupan kura-kura juga terpajang di sini, menambah suasana ruang tunggu  keberangkatan menjadi lebih hidup dan menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun