Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

(Eksploitasi) Pariwisata Pulau Kakaban, Bukti Ego dan Keserakahan Manusia

21 Januari 2016   01:13 Diperbarui: 27 Januari 2016   22:58 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption"Panorama di bagian luar Pulau Kakaban yang Eksotis (Foto : Koleksi Pribadi)"]

[/caption]"Pulau Kakaban merupakan surga kekayaan biologi yang ada di Indonesia. Misteri bagaimana hewan dan tumbuhan yang terisolasi dalam danau ini merupakan salah satu obyek yang sangat diminati oleh ilmuwan untuk diungkap. Karena itu, laut ini memang pantas menjadi obyek konservasi alam yang seharusnya dilindungi dan dilestarikan"

(Dr. Thomas Tomaschik, Ahli kelautan Kanada) 

[caption caption="Pesona Danau Kakaban memang memikat siapapun yang pernah datang (Foto : Koleksi Pribadi)"]

[/caption]Dasar ilmiah pernyataan dari Dr. Thomas Tomaschik, adalah : 
  1. Pulau Kakaban yang menurut bahasa lokal setempat berarti "pelukan", karena pulau atol dengan luas 774,2 ha ini mempunyai laguna berair payau yang terperangkap sejak jaman prasejarah sekitar 19 ribu tahun yang lalu di zaman peralihan holosin di dalamnya yang seolah-olah berada dalam pelukan rimbunya tepian danau yang berupa karang terjal setinggi sekitar 50 meter yang ditumbuhi oleh berbagai vegetasi tanaman hutan Pulau Kakaban yang khas.
  2. Di dunia hanya ada 2 tempat yang mempunyai fakta  alam dan sejarah terbentuknya seperti Pulau Kakaban yang unik, yaitu terbentuk dari uplifted reef atau terumbu karang yang terangkat yaitu Pulau Kakaban sendiri dan Pulau Palau, Kepulauan Micronesia di sebelah tenggara Samudra Pasifik sekitar 1000 km dari Filipina. 
  3. Danau Kakaban dan beberapa danau kecil di pulau Kakaban termasuk dalam kategori anchialine, yaitu danau yang tidak mempunyai hubungan permukaan air dengan laut di sekitarnya, walaupun masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
  4. Kekayaan, kelangkaan, keunikan dan keberagaman biota danau kakaban yang berbeda sifat dan kondisi fisiknya dengan spesies sejenis di sekitarnya sebagai akibat proses adaptasi dan evolusi yang berlangsung sejak ribuan tahun lamanya, merupakan misteri alam yang menjadi daya tarik bagi penelitian ilmiah multi science.
  5. Danau Kakaban menjadi rumah bagi 4 spesies ubur-ubur tanpa sengat sekaligus, yaitu ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata) ubur-ubur ini berenang terbalik karena sedang ber-simbiosis mutualisma dengan Algae yang menempel dibagian kaki yang membutuhkan sinar matahari untuk ber-fotosentesa, ubur ubur totol (Mastigias cf papua) besarnya sekepalan tangan seperti bola pijar dengan warna biru kecoklatan, ubur-ubur bulan (Aurelia aurita)  ubur-ubur ini bening seperti mangkok kaca dan ubur-ubur kotak (Tripedalia cystophora) ubur-ubur ini relatif lebih kecil dibanding lainnya dengan kecenderungan berbentuk kota dengan ukuran rata-rata sebessar ujung jari. Sedangkan Danau Pulau Palau di gugusan Kepulauan Micronesia hanya dihuni satu jenis ubur-ubur saja, yaitu Golden Jellyfish atau ubur-ubur emas (Mastigias sp).
  6. Selain ubur-ubur tanpa sengat, Danau Pulau Kakaban juga dihuni oleh berbagi jenis biota air yang tentunya juga telah ber-evolusi selama ribuan tahun. Ada jenis ikan [ikan kupu-kupu (Chaetodontidae), serinding (Apogon lateralis), puntang (Exyrias puntang), teri karang (Antherinomorus endrachtensis) dan ikan julung-julung (Zenarchopterus dispar)], ular laut, kepiting bakau dsb.
  7. Selain berbagai jenis fauna unik, Pulau kakaban juga menjadi habitat dari berbagai flora khas yang beberapa diantaranya merupakan endemik setempat. Bagian daratan Pulau Kakaban yang terlihat memeluk danau kakaban sebagian besar ditumbuhi oleh berbagai jenis mangrove dengan tutupan mencapai lebih dari 60% seperti Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Xylocarpur granatum, Tanjang (Bruguiera gymnorrhiza) dan Excoecaria agalocha. Ada juga pohon api-api (Avicennia), dan pidada (Sonneratia). Di sepanjang kiri dan kanan jembatan titian yang terbuat dari kayu meranti penghubung dermaga luar dengan bibir Danau Kakaban, tumbuh menjulang berbagai jenis pepohonan liar yang sebagian diberi identitas dengan nama lokal, seperti Asin-asin, Bituai,Bulung-Bulung, Gaggil, Puut, Taluntung dsb.

[caption caption=" Sebagian pohon yang tubuh di hutan Pulau Kakaban (Foto : Dokumen Pribadi)"]

[/caption]Dari beberapa fakta dan data ilmiah tentang Pulau dan Danau Kakaban diatas yang begitu spesial, dari sudut pandang orang awampun ungkapan Dr. Thomas Tomaschik adalah sebuah keniscayaan! Rasanya memang tidak ada alasan lain bagi kita semua "pemilik" pulau dan danau warisan jaman prasejarah tersebut selain harus melindungi dan melestarikannya. Lantas, apa yang kira-kira bisa kita lakukan untuk tujuan dan maksud tersebut?

Menurut Permenhut Nomor P 57 Tahun 2008, tentang daftar spesies-spesies prioritas nasional untuk katagori spesies bahari dan perairan tawar, ubur-ubur danau Kakaban termasuk salah satu dari total 21 jenis satwa yang mendapatkan prioritas tinggi untuk dilindungi.

Menurut Surat Keputusan Bupati Berau, No.70 Tahun 2004, Pulau Kakaban ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Laut (KKL) Daerah, dengan mengemban visi : konservasi dan misi : Pelestarian, pendidikan dan ekonomi yang secara teknis membagi Pulau Kakaban menjadi 2 kategori wilayah (zone), yaitu :

  • Inner Zone : Perlindungan habitat dan ekosistemnya
  • External Zone : Perlindungan dan Kawasan Wisata

dimana Dinas perikanan dan kelautan sebagai lembaga yang bertugas untuk mempersiapkan perencanaan Kawasan Konservasi Laut Daerah, mengkoordinasikan dan sekaligus mensosialisaikan kepada semua pihak terkait.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun