Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penting, Kenali Dulu "Jenis Kelamin Nama" untuk Calon Putera-Puteri Anda!

2 Desember 2015   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2020   14:14 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa ya, kok saya dipelototin terus? Akhirnya semua pertanyaan itu terjawab ketika beliau mengeluarkan secarik kertas dari dalam bajunya dan menunjukkankannya kepada saya. Betapa terkejutnya saya, ternyata secarik kertas itu merupakan lembar identitas peserta ujian EBTA/EBTANAS dan disitu jelas terbaca nama saya Kartika Eka Hendarwanto, tapi anehnya foto yang tertempel disitu bukan foto diri saya, tapi foto seorang perempuan berkerudung dan dalam keterangan Jenis kelamin bertuliskan huruf P yang berarti perempuan. Waduuuuuh ! Kok bisa sih?

Kejadian berikutnya terjadi ketika saya duduk di bangku kuliah tepatnya semester 4. Ketika melakukan tugas PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Denpasar Bali, lagi-lagi selama 1 Minggu hampir saja saya tidak dapat kamar untuk tidur dan menaruh semua barang-barang bawan saya.

Gara-garanya, nama saya masuk dalam daftar kamar untuk kelompok para mahasiswi alias para perempuan. Terang saja kejadian ini membuat saya jadi kalang kabut. Masuk kamar sesuai daftar, pasti saya diusir sama kelompok saya yang semuanya cewek. Sedang mencari tumpangan ke teman-teman cowok pasti nggak dapat jatah bed! 

Untungnya setelah terkatung-katung beberapa jam, akhirnya pihak panitia dari tim Fakultas memesan (sambil setengah memaksa) extra bed kepada pihak hotel Natour untuk saya dan dikumpulkan dengan teman-teman cowok…jadi deh berjubel ria…..

Untuk kejadian (hampir) tidak dapat kamar seperti diatas, merupakan kejadian yang paling sering saya alami, terutama ketika ada tugas belajar atau seminar dari kantor ke luar kota. Sedangkan kejadian yang paling mengesankan bagi saya adalah kejadian atau tepatnya tragedi di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, beberapa waktu yang lalu!

Waktu itu saya mau pulang dari Jakarta menuju Banjarmasin dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Masalah muncul ketika boarding. Oleh petugas saya diminta menunjukkan KTP yang masih berlaku, sialnya KTP saya seperti raib ditelan bumi. Untungnya ada SIM yang menyelip di dompet. 

Ternyata, masalah muncul karena gelar didepan nama saya Ms atau singkatan dari Miss yang artinya adalah perempuan lajang. Atau tulisan lengkap yang tercetak dalam lembar tiket adalah Ms. Hendarwanto, Kartika Eka. Kebetulan saat itu sedang ramai-ramainya masalah terorisme di Indonesia, sehingga pengamanan di berbagai obyek vital termasuk di Bandara sedang ketat-ketatnya. Urusan yang saya yakin berkaitan erat dengan nama unik saya ini begitu rumitnya! Bahkan gara-gara masalah ini, saya hampir ketinggalan pesawat dan terancam keleleran di Bandara Soetta! Karena pesawat yang saya tumpangi merupakan penerbangan Garuda Indonesia terakhir tujuan Banjarmasin.

Benar dugaan saya, tragedi Cengkareng memang berhubungan erat dengan jenis kelamin nama saya! Begini kronologinya, Tiket PP saya BDJ-CKG dan CGK-BDJ ternyata tidak dibeli di travel langganan kantor. Celakanya, yang membelikan tiket tidak memberikan informasi data pribadi saya secara lengkap (mungkin karena sebelumnya terbiasa begitu di travel langganan) dan parahnya lagi, pihak travel tidak berusaha untuk melakukan cross check mengenai jenis kelamin saya, tapi justeru menjustifikasi bahwa saya adalah seorang perempuan, berdasarkan intrepretasi petugas travel terhadap jenis kelamin nama saya.

Memang, selama ini sebagian besar orang yang membaca nama lengkap saya Kartika Eka Hendarwanto tanpa melihat foto atau data diri saya secara utuh, 99% akan berpikir bahwa saya perempuan. Rata-rata logika intrepretasinya begini, Kartika Eka itu nama saya sedang Hendarwanto adalah nama marga, keluarga atau orangtua saya. Prosentase kesalahan intrepretasi terhadap nama saya akan menjadi absolut atau 100% ketika saya tulis nama saya menjadi Kartika Eka H. hadeeeeeeww

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun