MORTIDO adalah sebuah buku yang mampu membuat siapa saja yang membaca nya mengalami sebuah "perubahan" dalam cara berfikir, apalagi di zaman milenial ini, disadari atau tidak disadari oleh manusia, kita ini sedang terperangkap dalam sistem global yang cenderung lebih menekan manusia.Â
Lebih tepatnya menguntungkan si penguasa sedangkan rakyat dituntut untuk bekerja totalitas namun upah yang diberikan tidak sepadan dengan jerih payah pekerja. Dan itu realitas yang kerap dialami oleh manusia-manusia di zaman sekarang, terutama pada negara berkembang.
Sejatinya manusia sangat wajar memiliki rasa takut, tanpa rasa ketakutan, manusia yang ada akan jalan ditempat. Misal, manusia takut tidak bisa makan dan atau membeli barang-barang keperluan nya, sudah barang tentu manusia akan bekerja keras untuk memiliki alat tukar yang bernama uang agar bisa dipakai untuk membeli kebutuhan.Â
Atau misal nya lagi, manusia takut sakit, sudah barang tentu manusia akan menciptakan obat untuk mengobati rasa sakit nya. Atau misal manusia takut masuk neraka, sudah barang tentu manusia akan berlomba-lomba menempuh kebaikan dan beribadah kepada Tuhan dengan cara nya. Rasa takut memang sangat wajar, yang tidak wajar adalah RASA TAKUT YANG BERLEBIHAN.
Dalam buku Mortido ini, penulis menyajikan penjelasan dengan sentuhan ilmu Psikologis. Penulis buku ini sangat mengkaji ulang teori PSIKOANALISA dari bapak Psikologi Modern, SIGMUND FREUD.Â
Saya sendiri tidak asing dengan nama SIGMUND FREUD meski latar belakang pendidikan saya bukan Psikologi, namun saya sempat mempelajari teori-teori Psikologi ketika kuliah dan juga melalui buku-buku Psikologi Sigmund Freud. Jadi, ketika saya membaca buku MORTIDO ini otomatis saya merasa "happy" .
Penulis membedah teori Sigmund Freud mengenai teori kepribadian yang menyatakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem yaitu id, superego dan ego. Sedikit saya kemukakan pengertian dari tiga istilah tersebut. Id merupakan tempat dari dorongan untuk hidup dan mempertahankan kehidupan dan dorongan untuk mati.Â
Superego merupakan tempat dari etika moral dan berbagai pertimbangan kognitif mengenai benar dan salah. Â Ego merupakan tempat bertemunya superego dan id yang memiliki tugas untuk menyalurkan dorongan-dorongan id yang sudah disesuaikan dengan superego ke alam sadar manusia.
Saya sedikit tercengang ketika saya mengetahui bahwa teori Id FREUD membagi menjadi dua yaitu dorongan untuk hidup dan dorongan untuk mati. Saya terkejut, menurut akal saya, tidak mungkin manusia memiliki dorongan untuk mati kecuali-mungkin orang-orang yang dilanda depresi tingkat tinggi.
Meskipun semua orang tahu bahwa setiap yang hidup pasti akan mengalami mati. Nah, melalui buku MORTIDO ini penulis pun membedah kembali isi dan makna dari teori tersebut.
Sigmund Freud lantas menurunkan teori lagi dari hasil ketiga teori yang disebutkan di atas, yaitu LIBIDO dan MORTIDO. Sedikit saya senyum-senyum sendiri tat kala membaca kalimat LIBIDO.Â