Dengan mengikuti kelas ini, kita dapat mendeteksi potensi problem apa saja yang kemungkinan dapat timbul setelah menikah dan mencegahnya sebelum masalah muncul di permukaan.
Di sesi ini pasangan berkesempatan berdiskusi sehat tentang hal-hal yang sering menjadi bahan pertengkaran dan membantu pasangan menghadapi topik yang sebelumnya tidak terpikir saat sepakat untuk menikah. Misalnya, seperti perbedaan gaya parenting nantinya, ikut campur orang tua, kondisi keuangan hingga hal-hal serius yang berpengaruh terhadap identitas masing-masing pasangan. Dengan adanya keterbukaan satu sama lain ini akan meminimalisir masalah dalam pernikahan.Â
3. Mencegah perceraian
Tidak ada pernikahan yang bebas dari masalah, setiap kehidupan tidak akan melalui jalan yang mulus-mulus saja, ada kalanya berkelok bahkan terjal. Sama halnya seperti pernikahan, melalui konseling kita akan belajar cara berkompromi yang sehat dan saling bekerja sama untuk membangun hubungan yang sehat dan kebahagiaan jangka panjang.Â
Salah satu problem terbesar yang memicu perceraian adalah kondisi finansial dan di konseling ini akan secara merinci membahas biaya pernikahan, cara mengelola keuangan pasca menikah hingga rencana jangka panjang lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik finansial dengan pasangan di masa mendatang.Â
Sebuah studi membuktikan sebesar 30% pasangan akan mengabaikan ide perceraian dan resiko perceraian turun hingga 20% melalui konseling pra-nikah yang dilakukan. Dengan statistik yang meyakinkan ini, ada baiknya calon pengantin mempertimbangkan untuk mengikuti konseling pra-nikah sebelum menikah. Hal ini diupayakan untuk membantu menyelesaikan berbagai problema dunia pernikahan. Apakah kamu dan pasangan sudah mempertimbangkan untuk melakukan konseling pra-nikah?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H