Mohon tunggu...
Kadek Mustikaangganingsih
Kadek Mustikaangganingsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Ganesha Fakultas Ekonomi - Prodi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Ketuhanan dalam Agama Hindu: Brahmavidya

23 Maret 2023   19:54 Diperbarui: 23 Maret 2023   20:03 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hindu adalah agama universal dan ajarannya mencakup semua kehidupan, baik mikrokosmos maupun makrokosmos. Hal ini disikapi dengan adanya konsep ketuhanan yang saguna, yaitu tuhan yang memiliki sifat, dan nirguna tuhan tyang tidak memiliki sifat. Hal ini jarang terlihat pada agama-agama lain, yang bahkan melarang menyamakan Tuhan dengan ciptaannya, menunjukkan bahwa Hindu adalah agama yang fleksibel dan universal, tidak hanya diperbolehkan untuk mengekspresikan Tuhan seperti yang diinginkan umat Hindu, sesuai dengan kebutuhan agama yang paling mulia dan terbaik. , indah , sehingga yang berpenampilan sangar memudahkan manusia untuk mendekati Tuhan.

Ketuhanan dalam agama Hindu, juga dikenal sebagai Brahma Vidya, yakni konsep dalam agama Hindu tentang Tuhan. Pada dasarnya, agama Hindu adalah agama politeistik, artinya banyak dewa dan dewi yang disembah dalam agama ini. Namun, dalam agama Hindu, Tuhan dianggap sebagai satu dan disebut Brahman. Brahman dianggap sebagai prinsip yang meliputi segala sesuatu di dunia, termasuk kehidupan manusia. Brahman diyakini sebagai sumber dari semua kehidupan dan keberadaan, dan keberadaannya juga dipahami sebagai abadi dan tidak berawal. Dalam agama Hindu, Tuhan atau Brahman dipahami dalam berbagai bentuk yang dikenal sebagai aspek ketuhanan (Brahman).

Masing-masing aspek ketuhanan ini memiliki kualitas dan ciri-ciri yang berbeda yang memungkinkan umat Hindu untuk memilih dan mengembangkan hubungan pribadi dengan Tuhan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Konsep Brahma Vidya dalam agama Hindu juga menekankan pentingnya pengetahuan spiritual dan pengembangan kesadaran diri sebagai sarana untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan atau Brahman. Pengetahuan spiritual ini dapat diperoleh melalui berbagai cara seperti meditasi, yoga, dan praktik keagamaan lainnya.

Dalam praktik keagamaan Hindu, umat juga menyembah dan berkorban kepada berbagai dewa dan dewi sebagai penghormatan dan penghargaan atas kekuasaan dan keberadaan Tuhan yang ada di mana-mana. Namun pada akhirnya, tujuan utama dari ajaran Brahma Vidya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan atau Brahman dan untuk mendapatkan tingkat kesadaran diri yang lebih tinggi untuk mencapai kesatuan dengan-Nya.

Dalam literatur Sansekerta dan berbagai kitab suci Hindu, pengetahuan mengenai Tuhan disebut Brahmavidya atau Brahma Tattwa jnana. Memahami mengenai Tuhan adalah yang paling penting dan diperlukan, karena mengenal Tuhan secara tepat dan baik dijelaskan sebagai jalan yang dapat membawa manusia pada jalan kesempurnaan menuju moksa atau nirwana. Selanjutnya surga dan neraka, moksa dan samsara memiliki makna dan hubungan yang sangat erat dengan ajaran Tuhan, baik dari segi pemahaman maupun pengamalannya.

Secara etimologis, kata Brahmavidya terdiri dari kata Brahma yang berarti dewa, dan kata vidya yang berarti pengetahuan. Brahmavidya artinya mengenal Tuhan. Kita juga mengenal istilah teologi yang berasal dari bahasa Yunani theos yang berarti Tuhan, dan logos yang berarti pengetahuan. Teologi berarti mengenal Tuhan. 

Jadi Brahmavidya identik dengan teologi. Tema utama yang dibahas dalam Brahmavidya adalah konsep Hindu tentang Tuhan dalam segala aspeknya, termasuk manusia dan alam semesta. Cara terbaik untuk mempelajari Tuhan adalah dengan mempelajari tulisan suci-Nya. Sumber utama ajaran Hindu adalah kitab suci Veda, baik Weda sruti maupun Weda smerti.

Brahma Vidya merupakan ajaran tentang brahman yaitu Makhluk Tertinggi yang abadi, tidak terbatas dan tidak bergantung pada segalanya. Brahmana diyakini sebagai sumber dari seluruh alam semesta. Konsep ini dikenal dalam agama Hindu sebagai "Advaita Vedanta" atau "non-dualisme". Menurut pandangan ini, segala sesuatu di alam semesta tidak dapat dipisahkan dari Brahman. Terdapat dua aspek utama yang dimiliki brahman yaitu Nirguna Brahman yang masih dalam aspek ketuhanan yang dikatakan lebih rendah dari Saguna Brahman yang disebut Atman.  

Dalam Veda dan cabang-cabangnya seperti kitab Itihasa, Purana dan Agama dan Dasana, Tuhan Yang Maha Esa disebut dengan berbagai nama. Kita dapat menemukan penyebutan Brahma Sahasranama, Wisnu Sahasranama, Shiva Sahasranama, yang berarti Brahma dengan seribu nama, Wisnu dengan seribu nama, Siwa dengan seribu nama, walaupun disebut dengan seribu nama, pada kenyataannya Tuhan itu tetap satu. seperti yang dijelaskan dalam Sloka berikut.

Reg. Weda I. 164. 46.
"Indram mitram warunam agnim ahum atho Diwyah sa saparno garutman, ekam sadwipra Bahudha wadantyygnin yaman matariswanam ahuh "

Artinya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun