Mohon tunggu...
kadek lisa
kadek lisa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Mahasiswi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hedonisme, Tren Gaya Hidup Mahasiswa.

7 Juli 2021   10:12 Diperbarui: 7 Juli 2021   10:17 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini banyak hal yang viral atau tren yang mudah untuk ditiru oleh masyarakat hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang semakin menjanjikan. Tren yang terjadi sekarang ini tidak lepas dari remaja. Masa remaja merupakan masa yang penuh akan rasa penasaran dan ingin mencoba hal hal baru. Rasa penasaran ini membentuk prilaku remaja terutama dalam gaya hidup mereka. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibrahim (1997), setiap orang dapat mudah meniru gaya hidup yang disukai. Misalnya saja, gaya hidup yang ditawarkan melalui iklan akan menjadi lebih beraneka ragam dan umumnya dapat dilihat oleh semua orang sehingga mudah ditiru oleh setiap orang.

Fenomena gaya hidup tampak terlihat di kalangan remaja, menurut Monks,dkk Nashori (1998), remaja memang menginginkan agar penampilan, gaya tingkah laku, cara bersikap, dan lain-lainnya akan menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman sebaya. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sosial sehingga berusaha untuk mengikuti perkembangan yang terjadi seperti cara berpenampilan. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain.

Gaya hidup mahasiswa ketika berada dikampus dan dirumah tentunya berbeda. Ketika dirumah mereka lebih sering melakukan kegiatan /pekerjaan rumah seperti membantu orang tua, menghabiskan waktu dengan keluarga, teman ataupun berinteraksi dengan masyarakat. Namun lain hal ketika berada di kampus yang sudah dipengaruhi iklim akademik kebanyakan mahasiswa selain menerima materi pelajaran dari dosen juga aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan namun tak jarang pula ada mahasiswa yang hanya datang kekampus kuliah lalu pulang tanpa mengikuti organisasi kemahasiswaan. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat masa remaja/masa kuliah merupakan masa kita untuk melatih skiil yang dimiliki agar nanti memiliki cukup bekal ketika mengimplementasikannya dalam dunia kerja.

Selain itu ada juga mahasiswa yang hanya mengikuti tren saja dan mengutamkaan penampilannya. Seperti mahasiswa yang hanya datang kekampus sekedar pamer akan outfit bermerek yang digunakannya tanpa memikirkan bagaimana perkuliahannya, apa yang ingin dicapai ketika kuliah mereka tidak memperdulikan itu semua. Yang mereka pikirkan hanya bagaiman gaya hidup mulai dari baju, makanan, kendaraan hingga tempat nongkrong di kafe-kafe mahal yang terpenting bagaimana gaya hidup mereka bisa diakui dan setara dengan orang-orang yang kehidupannya benar-benar elit.

Gaya hidup seperti ini disebut dengan gaya hidup Hedonisme. Hedonisme merupakan  pandangan hidup yang diwujudkan dalam bentuk gaya hidup dimana kenikmatan atau kebahagian pribadi menjadi tujuan utama dalam menjalani hidup seseorang.

Hedonisme ini meliputi perilaku konsumtif yaitu berbelanja dan mengoleksi barang-barang bermerek, menghasbiskan waktu luang untuk mengunjungi tempat nongkrong, dan aktivitas berlibur yang terlalu sering. Faktor yang melatarbelakangi antara lain adalah kepribadian, pola asuh dan kelas sosial. Mahasiswa yang menerapkan gaya hidup Hedonisme ini akan berdampak pada kehidupan akademik yang diperoleh mahasiswa meliputi perilaku penundaan mengerjakan tugas, kurang antusias terhadap perkuliahan, IP semester dan IP komulatif anjlok, riwayat mengulang mata kuliah dan tidak aktif pada perkuliahan. Adapun persepsi mahasiswa terkait gaya hidup hedonisme sebagian besar menunjukan persepsi positif yaitu menganggap hedonisme sebagai suatu hal yang penting, dan sebagian kecil diantaranya menunjukan persepsi berlawanan. Bagi sebagian orang yang termasuk dalam golongan keluarga menengah ke atas mereka dapat memenuhi semua tuntutan kriteria dan kebutuhan yang mereka inginkan tersebut. Akan tetapi bagi yang tidak mampu atau dalam golongan keluarga menengah ke bawah dan ingin mengikuti tren yang ada, pasti jalan pintaslah yang akan ditempuh untuk memenuhi standar tren yang berkembang saat ini.

Jika perilaku hedonisme pada kalangan mahasiswa dibiarkan begitu saja, tidak menutup kemungkinan akan menjadi racun dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi atau di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting untuk melakukan pengawasan dan mendidik anak-anaknya. Selain itu perlu kesadaran dalam diri mahasiswa itu sendiri. Pengaruh lain yang terjadi adalah semakin berkurang kritisnya pola berpikit mahasiswa. Melihat dari fenomena tersebut, maka baik pemerintah maupun mahasiswa harusnya lebih mengerti dari individu masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun