Singaraja - Pedagang nasi kuning di Desa Penglatan, Kec. Buleleng mengalami penurunan omzet penjualan karena naiknya harga beras yang cukup signifikan pada pertengahan September hingga awal Oktober 2022.
Ditengah isu kenaikan harga BBM yang melejit, kini masyarakat harus menelan pil pahit dengan naiknya harga kebutuhan pokok. Kenaikan beras serasa mencekik perekonomian masyarakat karena biaya hidup yang semakin tinggi. Di Desa Penglatan harga beras yang awalnya 10.000,00 rupiah per kg kini menjadi 12.000,00 rupiah per kg untuk beras medium, yang mana peningkatan ini cukup tinggi di angka 2.000,00 rupiah.
Persoalan tersebut kian memberatkan masyarakat untuk memutar otak bagaimana kebutuhan hidup tercukupi ditengah naiknya harga kebutuhan pokok. Disisi lain kenaikan harga beras ini juga berimbas pada penurunan omzet penjualan para pedagang salah satunya ialah pedagang nasi kuning di Desa Penglatan.
"Meningkatnya harga beras membuat omzet penjualan saya mengalami penurunan. Dimana yang awalnya bisa meraup sekitar 1.500.000,00 rupiah per hari kini hanya bisa mendapat setengahnya,"ujar Ketut Tamiasih pedagang nasi kuning, Rabu (5/10/22)
Selain itu Ketut Tamiasih juga mengungkapkan bahwa, pendapatan yang menurun tidak terlepas dari hilangnya para pelanggan nasi kuning. "Kebutuhan pokok yang meningkat menyebabkan para pelanggan nasi kuning di warung saya berkurang, biasanya langganan yang datang bisa membeli lebih dari 5 bungkus nasi kuning, namun sekarang ketika kebutuhan pokok naik tentu banyak pelanggan yang berusaha untuk menghemat uang belanjaannya. Itulah mengapa omzet penjualan mengalami penurunan," tuturnya.Â
Karena kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap masalah ini, tidak menutup kemungkinan akan terjadi peningkatan inflasi yang mana dapat mengancam keseimbangan perekonomian di negara ini.
"Sangat diharapkan kenaikan harga kebutuhan pokok ini bisa dijadikan perhatian khusus bagi pemerintah untuk kemudian bisa menanggulangi dan menciptakan kesejahteraan rakyat khususnya warga negara Indonesia," ujar Ketut Tamiasih ketika diwawancarai ditempat jualannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H