Mohon tunggu...
Andini Pratiwi
Andini Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Generasi Muda Berkarya

Menjadi versi terbaikmu. Tuangkan karya tulisan yang menginspirasi dan berkualitas bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nasib Pekerja Pariwisata di Masa Pandemi

7 Juli 2021   14:51 Diperbarui: 18 Januari 2024   20:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pandemi covid- 19 yang mensyaratkan pembatasan mobilitas orang nampaknya benar- benar membuat lumpuh dunia pariwisata di Pulau Bali. Penutupan penerbangan Internasional  di Bandara Ngurah Rai di Bali membuat Pulau Dewata kini kehilangan tamu utamanya yaitu tourist mancanegara, tak hanya kehilangan tourist asing, aturan pembatasan perjalanan ke pulau Bali  juga  berdampak dengan Bali yang  sepi pengunjung tourist lokal. Beberapa destinasi wisata yang selama ini selalu dipadati wisatawan domestik dan mancanegara saat ini terlihat sepi pengunjung. Para pelaku wisata yang selama ini tumbuh subur di Bali banyak yang mulai kehilangan penghasilan dan tak sedikit yang memutuskan  menutup usahanya. Pandemi memang belum mereda,tetapi Bali juga membutuhkan kebijakan khusus agar bisa segera menggeliat, bangkit dari keterpurukannya. 

Dengan tidak adanya tourist mancanegara/ lokal yang datang ke Bali berdampak pula terhadap pekerja pariwisata baik hotel, penginapan, maupun restoran. Pekerja Parisiwata tidak memiliki pemasukan hal ini menyebabkan banyak pekerja pariwisata yang dirumahkan dan ada pula yang memutuskan untuk beralih profesi. Aktivitas ini diambil tentunya untuk dapt menyambung hidup akibat keadaan pariwisata yang lumpuh total. Ada yang memutuskan untuk membuka usaha kecil- kecilan dan bertani.

Hal ini ikut dirasakan pula oleh Puri Mandhara Homestay, sebuah penginapan yang menerima tourist lokal maupun mancanegara. Dengan kondisi pandemi saat ini rumah penginapan yang awalnya  ramai oleh tourist asing maupun lokal ini sekarang menjadi sepi pengunjung.   Tidak terlihat lagi tourist- tourist yang berdatangan, restorannya pun tampak sepi. Hal ini membuat ia sangat terpukul karena tidak adanya pemasukan dan memutuskan untuk banting setir membantu ibu berjualan di pasar.   

" Selama pandemi covid- 19 saya memutuskan untuk membantu ibu berjualan di pasar, karena sudah tidak ada lagi pemasukan di sektor ini. Jadi mau- tidak mau harus mencari cara agar tetap bisa beraktivitas, kebetulan ibu punya toko jadi saya membantu jaga toko, ujarnya."

Ia mengaku berjualan merupakan sesuatu yang baru ia jalani, karena selama ini ia hanya fokus pada usaha  rumah penginapan yang telah ia jalani selama bertahuun- tahun. "Berjualan adalah hal pertama kali yang saya lakukan , karena sebelumnya belum pernah ujarnya". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun