Mohon tunggu...
Kadek Cinta Aswini
Kadek Cinta Aswini Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Music / Humbble

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan

7 November 2024   20:42 Diperbarui: 7 November 2024   20:57 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah saya membaca "Mewahnya Rumah Kampung Pengemis di Sumenep, Mirip Istana di Sinetron" menurut saya meskipun secara ekonomi mereka makmur, masyarakat di kampung ini tetap memilih untuk mempertahankan profesi pengemis. Hal ini menunjukkan adanya siklus kemiskinan yang sulit diputus, di mana kemiskinan justru menjadi sumber penghasilan utama bagi mereka. Selain itu terdapat pertentangan antara nilai-nilai agama yang mengajarkan untuk bekerja keras dan tidak meminta-minta dengan praktik mengemis yang menjadi tradisi turun-temurun di desa tersebut.  

Kehidupan mewah yang ditampilkan oleh sebagian warga Kampung Pengemis juga menciptakan kesenjangan sosial yang cukup mencolok dengan masyarakat sekitarnya. Praktik mengemis dapat merusak tatanan sosial masyarakat, terutama bagi generasi muda yang tumbuh dalam lingkungan di mana mengemis dianggap sebagai hal yang wajar.

Pemerintah daerah akan menghadapi tantangan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut, karena adanya resistensi dari masyarakat untuk mengubah pola hidup mereka.Untuk mengatasi permasalahan sosial yang kompleks ini kita dapat melibatkan berbagai pihak yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, terutama bagi generasi muda, untuk membuka peluang kerja yang lebih baik. 

Memberikan pelatihan keterampilan dan akses modal kepada masyarakat agar mereka dapat berwirausaha, lalu melakukan kampanye untuk mengubah persepsi masyarakat tentang profesi pengemis dan pentingnya bekerja secara mandiri, menegakkan peraturan yang melarang kegiatan mengemis secara tegas dan serta membangun kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak swasta untuk mengatasi permasalahan ini secara bersama-sama.

Fenomena Kampung Pengemis di Sumenep merupakan sebuah studi kasus yang menarik. Kasus ini menyoroti permasalahan sosial yang tidak hanya terkait dengan kemiskinan, tetapi juga budaya, ekonomi, pemberdayaan ekonomi, penegakan hukum, dan perubahan mindset.  Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang berkelanjutan dan melibatkan berbagai pihak. Upaya ini harus dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan pihak swasta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun