Brahma Vidya artinya suatu konsep ketuhanan pada kepercayaan  hindu yang berkaitan dengan pengertian perihal tuhan dan  hubungan nya pada warga . Konsep brahma vidya juga mengajarkan tentang nilai-nilai toleransi yg dimana nilai-nilai ini sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. dan  nilai-nilai ini juga dapat membantu seseorang supaya hidup harmoni dengan orang lain serta mencapai kebahagiaan lahir batin.
Agama Hindu adalah sebuah agama yang bersumber dari anak benua india. agama ini artinya lanjutan dari kepercayaan  Weda yang merupakan agama asal Indo-Iran (Arya). Hindu seringkali kali disebut sebagai kepercayaan  yang beraliran politeisme sebab memuja banyak tuhan, namun tidak sepenuhnya seperti itu. Hindu sangat identik menggunakan kepercayaan  yg member ruang buat berkembangnya kepercayaan  kepada makhluk yg lebih rendah dari tuhan. Keyakinan dan  pemujaan kepada roh para leluhur yang di istanakan pada masing-masing sanggah atau merajan, semakin memperkaya keunikan agama Hindu bagi pemeluknya
Kompleksitas kedudukan tuhan pada konsepsi Hindu semakin tidak bisa dipahami kepada pihak lain dengan cara diberikanya ruang bagi konsepsi desa,kala. Desa dalam konteks ini berarti daerah, dimana yang merupakan Hindu member ruang adanya perbedaan atau varian upacara akibat kawasan dan  lingkungan yang tidak selaras. Kala berarti waktu yg merupakan Hindu dengan sistem kalendernya buat mencari dan  menentukan hari baik buat dipilih serta hari tidak baik buat dihindari. akibat dari sistem perhitungan ini, upacara-upacara Hindu yang dilkasanakan berjalan dengan lancar, karena dilakasanakan pada hari yg baik menurut kalender kepercayaan  Hindu.
Secara etimologi istilah Brahmavidya terdiri dari istilah Brahma yg berarti tuhan dan  kata vidya yang berarti pengetahuan. Brahmavidya berarti pengetahuan tentang yang kuasa.
Hindu mengenal upacara sejak bayi masih pada kandungan hingga pernikahan. ketika usia kandungan bergerak 7-8 bulan Bali akan diadakan upacara megedong-gedongan yg hakikatnya supaya bayi terlahir selamat, dilindungi oleh tuhan, upacara mabayuh Jika usia kandungan dilewati wuku Wayang, maka ibu serta cabang bayi wajib  dibayuh sapu leger.  setelah kelahiran akan diselenggarakan upacara pegat pusar, tuun tanah yg dilaksanakan saat bayi berumur 3 bulan Bali. Upacara pernikahan pula dilaksanakan menggunakan prinsip bahwa upacara yang penuh krisis, peralihan berasal masa Brahmacari menuju masa Grahasta.
Oleh karena itu, pada setiap tahapan akan ditemukan proses pelepasan, penerimaan, serta integrasi kembali, baik secara sosial juga pada bentuk ritual dan  konsepsi mengenai (migrasi) terhadap para leluhur atau dewa. seluruh rangkaian ritual yg dilaksanakan, ialah implementasi mengenai konsepsi keselamatan serta anugrah dalam kepercayaan  Hindu yang dibungkus pada banyak sekali ragam upacara.
Cara terbaik menelaah Ketuhanan adalah dengan menelaah buku-buku sucinya. asal utama ajaran agama Hindu merupakan kitab  suci Veda baik Veda sruti juga Veda smerti. dalam kitab  Manawadharma sastra adhyaya 11 sloka 10 terdapat fakta wacana Veda demikian, yaitu sesungguhnya sruti (wahyu) merupakan Veda, demikian pula yg dimaksud smerti merupakan pengabdian sastra. Keduanya ini tidak boleh diragukan lagi dalam hal apapun juga. oleh karena itu keduanya merupakan kitab  suci yg menjadi sumber utama daripada dharma (kepercayaan  Hindu).
Dalam kepercayaan  Hindu, tuhan yang Tunggal (Esa) dipersonifikasi menjadi tuhan yg memiliki sifat-sifat meskulin dan  fiminim. pada simbolisasi, yang kuasa kadang dipersonifikasi 1/2 purusa dan  1/2 predana, setidaknya hal itu dapat dipahami melalui konsepsi Ardanareswari. dalam aksara dan  yoga konsepsi dewa dalam yg 2 disimbolkan dengan aksara Ang serta Ah.Â
Tuhan yang satu lalu dikembangkan ke dalam tiga konsepsi, yaitu sebagai Pencipta disebut dewa Brahma dengan saktinya Saraswati. sebagai Pemelihara, disebut sebagai Wisnu dengan saktinya Sri dan  sebagai Pelebur disebut dewa Siwa dengan saktinya Durga. Ketiga manifestasi ini disebut Tri Murti yg disimibolkan serta dipuja pada PuraDesa untuk dewa Brahma, di Pura Puseh buat memuja dewa Wisnu, dan  pada Pura Dalem untuk memuja dewa Siwa.
Yang kuasa yang Maha Esa pula dimanifestasikan juga ke dalam wujud lima, yg disimbolkan pada aksara SA, BA, TA, A, I yang menguasai empat penjuru mata angin. pada arah timur (SA) sebagai dewa Iswara disimbolkan dengan warna putih; di sebalah selatan (BA) dengan Dewanya Brahma disimbolkan dengan warna merah; pada arah barat (TA) sebagai Mahadewa disimbolkan dengan warna kuning; di sebelah utara (A) yaitu dewa Wisnu disimbolkan dengan warna hitam; pada tengah-tengah (I) dipuja Siwa disimbolkan dengan warna campuran (brumbun).
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal penting yaitu: