Tari Gambuh Desa Adat Anturan yang di dalam pertunjukannya melibatkan topeng sesuhunan berupa Detya sebagai tokoh sentral dalam tari Gambuh tersebut merupakan suatu keharusan mesolah pada piodalan Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Anturan. Keberadaan topeng sesuhunan Detya ini sangat disakralkan dan diyakini mempunyai kekuatan gaib untuk memberikan keselamatan dan kesejahteraan serta kekuatan kepada masyarakat secara niskala.
Sehingga peran dari tari Gambuh ini dalam upacara ritual mempunyai fungsi penting dalam prosesi ritual keagamaan pada piodalan di pura kahyangan tiga tersebut. Seperti tari Gambuh-gambuh lainnya di Bali fungsinya tidak jauh berbeda dengan Gambuh yang ada di Desa Adat Anturan, namun peran topeng Detya di dalam Gambuh ini memberikan suatu kekhasan tersendiri dibandingkan dengan tari Gambuh-gambuh yang lain yang pada umumnya tidak mempergunakan topeng dalam pementasannya.
Alur Cerita Tari Gambuh Desa Anturan yang digunakan dalam pementasan Tari Gambuh adalah cerita Cupak Gerantang. Cerita Cupak Gerantang menceritakan tentang perjalanan dua bersaudara kakak beradik, sang kakak bernama Cupak dan sang adik bernama Gerantang. Kedua bersaudara ini memiliki sifat yang bertolak belakang, Cupak yang bersifat culas dan serakah sedangkan Gerantang bersifat baik hati. Karena Tari Tradisional Tari Gambuh Desa Anturan merupakan tari sakral yang dipentaskan ketika piodalan kahyangan tiga Desa Anturan maka tari ini dapat disaksikan pada waktu tertentu saja.
Referensi:
Rupiana, I., N., S., 2021, TOPENG SESUHUNAN DETYA : KAJIAN BENTUK, FUNGSI DALAM TARI GAMBUH DESA ADAT ANTURAN DITINJAU DARI NILAI KESAKRALANNYA.
Sutirtadana, I., P., 2022, Pementasan Tari Tabuh Pada Piodalan Di Pura Desa, Desa Adat Anturan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng (Kajian Komunikasi Budaya Hindu), PRABA VIDYA VOLUME 2 NOMOR 1 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H