Mohon tunggu...
kadar tirta
kadar tirta Mohon Tunggu... -

Andy Warhol's Protege

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hari Yang Aneh

21 Agustus 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:30 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tepat hari dan tanggalnya sudah lupa yang pasti itu adalah bulan januari tahun 2010. Dimulai di pagi hari dengan hujan yang sangat lebat sekali, Gua mendapat panggilan wawancara di kawasan Sunter tepatnya Danau Sunter Selatan.

Dikarenakan pagi hari itu hujan Gua memutuskan pergi dengan Bus menuju Senen dan disambung dengan Bus lainnya. Tepat di depan Mall Artha Gading Gua berhenti di situ. Secara perlahan Gua melewati jalan yang dipenuhi banjir. Berjalan dengan hati-hati agar tidak basah, namun tiba-tiba seperjalanan datanglah sebuah sepeda motor dari arah belakang sebelah kanan, secara spontan Gua mengajukan pertanyaan “mau ngapain ni?” ternyata itu adalah tukang Ojek yang menawarkan jasanya. “Ojek Mas” celetuknya. Dalam hati Gua berbicara wah kebetulan banget nih tanpa susah-susah cari Ojek, eh dia datang sendirinya.

Tanpa banyak tindakan apapun Gua langsung naek Ojek dan meminta langsung dianter ke tempat tujuan. Transaksi dilakukan diatas motor aja, lagian juga hujan repot ah kalo tawar-tawaran dulu.

Gua dibonceng dengan menutupi dari plastik terpal si abangnya. Saat itu keadaannya sedang gerimis. Setibanya di tempat tujuan Gua langsung kasih ongkosnya tanpa Gua harus bertanya dulu berapa tarifnya, ya udahlah Gua kasih segitunya tanpa kembali.

Hal tersebut berlangsung dengan merapikan diri Gua sebelum masuk ke dalam gedung dengan menurunkan celana jeans Gua yang sempat digulung sewaktu berada dalam perjalanan di atas motor. Aneh buat Gua si Tukang Ojek malah tetap berdiam di tempat dan Gua pun menanyakan hal tersebut “ada apa bang, duitnya udah dikasih kan? Apa kurang?” langsung aja Gua Tanya seperti itu. Kemudian situkang Ojek cuma bilang “engga, mau ditungguin ga?” si tukang Ojek juga bilang “Tuh celananya belum rapi” gua hanya menjawab “ga apa-apa bang ga usah dan terima kasih” terakhir si tukang ojek bilang “udah telat ya masuk kantornya” Gua jawab aja “mau interview bang” eh si tukang ojek malah bilang “wah sukses yah interviewnya”. Saat itu Gua hanya bisa kaku karena Gua sebelumnnya belum pernah merasa ada tukang Ojek seperti ini. Gua pun hanya bisa bilang “Oh iya bang makasih banyak ni” yang kemudian Gua pun berlalu memasuki gedung.

Aneh, itulah kata yang Gua ungkapkan dalam hati sambil geleng-geleng kepala. Ga lama kemudian masuklah Gua ke dalam gedung dan berbicara kepada petugas di depan.Gua pun duduk di loby beserta pelamar kerja lainnya.

Dalam menunggunya waktu ada satu pelamar yang sangat aktif berbicara dan terus berbicara menceritakan dirinya. Ga tanggung-tanggung bahkan dia ngasih tebak-tebakan. Konyol ni orang pikir Gua. Akhirnya pertanyaan tertuju pada Gua “Tsiapa orang yang paling rajin di tsini” jawabnya “ya tsaya tsendiri hahahha, tsoalnya tsaya kemana-mana jalan kaki, tsaya ga malets”. Desing suaranyapun mengundang gelak tawa untuk Gua vokalnya yang bindeng dan lafal huruf S-nya yang cadel (dibaca ETS).

Gua hanya tersenyum dan sesekali tertawa kecil. Gua hanya bisa berkata dalam hati “kenapa ni orang, salah sarapan kali ya? Makan sandal bekas kali? Hadeeewwwh”. Ditunjang penampilannya yang terbilangkatro buat Gua, jadi totally geblek-lah menurut Gua hehehe.

Aneh, ini adalah kata kedua buat Gua atas kejadian ini. Waktu berlalu meskipun dia masih terus berbicara dan pada akhirnya Gua dipanggil untuk wawancara. Memasuki ruangan dan di dalamnya ada seorang pria yang siap untuk mewawancarai Gua. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh si Bapak ini. Namun anehnya, lagi-lagi kata “aneh” buat Guasi Bapak ini melontarkan pertanyaan yang kemudian ia jawab sendiri itu pertanyaan. Seperti contoh “kenapa anda keluar dari pekerjaan lama anda, pastinya ingin mendapatkan yang lebih baik ya hahahahah”. Sebagai tambahan setiap dia mengajukkan pertanyaan dan menjawabnya selalu diiringi tawa yang besar.

Dengan keadaan seperti itu Gua bingung mau jawab apa, ya semuanya dia jawab sendiri. Duh Gusti Allaaaaaahh kenapa si ni orang. Gua pun semakin lama juga puyeng dengernya, yah Gua pun hanya sebatas iya iya dan tidak tidak diiringi penjelasan lainya dalam menjawab pertanyaannya. Waktupun berlalu sejam lebih lamanya dalam proses wawancara. Hasil yang Gua peroleh pun nanti akan di berikan jawabannya sekitar seminggu.

Begitu keluar dari ruangan, Gua tidak berminat dengan ini semua. Ya udah lah liat nanti aja hehe. Satu hal yang makin nikin Gua ketawa lagi dengan melihat si pelamar itu masih aja berbicara ke rekan-rekan pelamar yang lain. Hahahhahahha.

Aneh, lagi-lagi terucap dan ini adalah yang ketiga kalinya atas kejadian wawancara itu. Menurut Gua aneh aja, seumur-umur Gua wawancara kerja belum pernah mengalami kekonyolan seperti ini.

Waktu menujukkan waktu makan siang. Sebelum pulang baiknya Gua makan siang dulu ah, tapi Gua masih bingung dengan area diamana Gua berada. Akhirnya Gua bertanya kepada orang lain menanyakan adanya letak warung makan, kantin atau sebagainya. Memang lokasi tersebut sangat teduh dan sepi dengan pemandangan danau di depannya.

Akhirnya Gua menemukan tempat makan hasil petunjukorang yang Gua tanya. Gua cukup terkejut dengan kondisi ini. Karena hal tersebut jauh dari dugaan Gua layaknya tempat makan yang biasanya Gua hampiri. Kondisinya seperti main-mainan dan tata letak makanannya seperti seadanya saja. Bodo ah buat Gua yang penting makan abisnya ga ada tempat lain.

Pesanlah dengan menu yang Gua sebut “ibu mau dong makan pake ini, ini trus sayur sop” trus si Ibu jawab apa? “tuh ambil aja sendiri sayurnya ama lauknya” sembari ngasih piring yang udah dipenuhi nasi. Aduh tolong Mak Gua jawab spontan dalam hati, gelo yeuh yeuh self service euyy. Gua hanya bisa tertawa dalam hati dan berkata kenapa lagi niiiiiiih? Gua menyiduk sayur sop dong yang namun isinya tinggal kuahnya aja diiringi butiran-butiran wortel, kacang panjang dan anggota group sayur sop yang lainnya. Astaga ini Gua gimana dapetin dagingnya yah ko’ Gua ga nemu-nemu. Gua terus mengaduk-aduk seisi panci itu. Hasilnya Gua makan tanpa ada daging di sop itu.

Sesudahnya Gua makan, tentunya bayar. Murah juga sih eh murah banget cuma enam ribu. Makan siang pake telor ceplok, tahu sama sayur sop (yang ajaib). Oh iya ngomong-ngomong Gua doang dong yang berpakaian rapi, tanpa Gua sadari sekeliling Gua yang makan tidak seperti Gua (maaf Gua ga bermaksud merendahkan orang lain) yang Gua lihat seperti kuli dan supir. Masalahnya apa ga ada satu atau dua orang karyawan yang bekerja di area sini dan makan ditempat ini?.

Akhirnya Gua berteduh di depan danau yang teduh sesudah makan, ada rasa ngantuk juga sih. Habis makan suasannya enak dan teduh. Tapi kata “Aneh” terucap lagi yang ke empat kali atas kejadian makan siang tadi. Iyalah Gua belum pernah ngalamin makan dengan pelayanan seperti itu. Tapi ga apa-apa sih lucu aja buat Gua.

Gua menikmati pemandangan danau diiringi suasana yang teduh, namun tiba-tiba pandangan Gua terusik dengan dua orang pria yang muncul tiba-tiba dari permukaan air dengan mengenakan kolor aja dong. Yah abis nyelem di mana nih mas-mas ganteng, dengan pembawaan yang santai seakan menikmati alam wisata miliknya tanpa memperhatikan kehadiran Gua di situ. Gua no comment lah dengan senyum simpul. Ga sampe disitu aja dong, dua mas-mas itu buka kolornya yang ditutupi handuk kecil. Akhirnya pun Gua memberikan Comment, “nikmat ya bang idup lu bedua”. Gua akhirnya pergi, risih juga kali Gua ada di situ udah tempatnya sepi, ngeliat yang kaya begituan da ah mending Gua capcus.

Aneeeehh, kenapa sih dari tadi kejadian yang Gua alami, so unusual. Ini adalah aneh yang ke lima buat Gua.Sembari jalan menuju jalan utama sambil menikmati suasan teduh karena tadi pagi hujan deras sekali jadi suasana siangnya pun ga panas-panas banget. Dalam perjalanan tiba-tiba ada motor berhenti dari arah belakang kanan Gua. Tanpa basa-basi ah ini tukang Ojek karena tadi pagipun kejadiannya persis seperti ini. Apakah hampir semua tukang Ojek seperti ini di daerah Sunter hahaha ga tau deh yah, karena Gua tinggal sangat jauh dari kawasan Sunter dan daerah Jakarta ini adalah yang tidak pernah Gua datangi sebelumnya.

Gua dibonceng sambil meminta diantar ke jalan utama “Bang ke depan ya, depan Mall Artha Gading” pinta Gua seperti itu. Gua masih hafal dengan jalan yang tadi pagi Gua lalui, namun Gua heran si Abangnya ko belok sini ya? Ah mungkin dia tahu jalan alternativelain kali? pikir Gua. Tapi Gua merasa ko ini tambah lama tambah jauh, berbeda dengan sebelumnya jalan yang gua lalui tadi pagi yang hanya sebentar saja dari jalan utama menuju tempat Gua interview tadi. Akhirnya Gua celetukin aja “Bang kita mau kemana, harusnya ga lewat sini dah. Motorpun akhirnya menepi perlahan. Gua pun udah siap apa yang akan terjadi, salah jalan, salah lokasi dan sebagainya. Tapi Gua ga nyangka kalimat yang keluar dari si Abang, “aku mau makan siang dulu, aku belum makan nda apa-apa ya kamu nemenin aku makan”. Gua kaget tingkat kecamatan dengan kata-kata yang keluar dari si Abang. “hhaaaaaaaah apaan bang!” Gua ga bisa berkata apa-apa lagi tindakan yang Gua lakukan hanya turun dari motor dan berjalan berbalik arah sambil ketakutan.

Gua berjalan agak cepat, jujur gua takut. Gua pun sedikit mendengar kalimat dari si tukang Ojek itumemanggil gua dan berkata namun Gua ga mendengar dengan jelas apa perkataanya dan motornya pun melaju. Pada saat itu Gua hanya bisa berguman, “buset dah Gua nemenin makan, untung tadi Gua tanya pas di perjalanan kalo ngga takut aja Gua di bawa kemanaaaaa? Trus dirampok, ditodong dan lain-lain”. Pikiran Gua udah jelek aja saat itu. Sambil berjalan dan mengeluh pejalanan Gua jadi makin jauh menuju jalan utama.

Untunglah siang itu matahari ga terik memancarkan cahayanya, saat itu Gua sempat mengelus dada dan berpikir kembali atas kejadian-kejadian yang Gua alami dari pagi tadi. Aneh, ini kata ke enam yang Gua ucapkan sambil geleng-geleng kepala. Gua hanya berkesimpulan hari yang aneh buat Gua, kejadian demi kejadian berturut-turut sampe enam kali. Lamunan Gua dikejutkan dengan hadirnya orang gila di depan jalan. Gua pun berlari, jujur Gua takut banget ama orang gila. Bener-bener aneh ini hari kekesalan gua semakin tinggi dan kehadiran orang gila itu menambahkan point bonus Gua atas kejadian hari yang aneh ini. Gusttiiiiiiiiii ga lagi-lagi dah Gua kaya giniiiiiiiiiiii.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun