Mohon tunggu...
Lely Tri Yuswanto
Lely Tri Yuswanto Mohon Tunggu... Guru - Design Teacher/Guru Pengerak 8/SMK Negeri 1 Tamanan

Semangat dan semangat dalam menghadapi segala hal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Implementasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara pada Konteks Lokal Sosial Budaya Daerah Setempat

8 Desember 2023   18:48 Diperbarui: 8 Desember 2023   19:20 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang guru, kita harus mengimplementasikan pembelajaran yang menjunjung nilai-nilai budi pekerti sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara. Seperti semboyan yang sangat dikenal yaitu "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat dan di belakang memberikan dorongan. Hal tersebut merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru terhadap muridnya. Semua pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut masih sangat relevan untuk dilaksanakan di dalam dunia pendidikan hingga saat ini. 

Sebagai guru saya merasa tergugah untuk mengimplementasikan pemikiran-pemikiran tersebut di dalam kehidupan saya sehari-hari. Sebelum memperoleh materi ini, fokus terbesar saya pada murid tentang aspek kognitif, dimana murid dianggap berhasil jika sudah melampaui batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan. Padahal lebih dari itu, guru harus bisa menanamkan nilai karakter ataupun nilai-nilai budaya lokal maupun nasional yang sesuai dengan Pancasila dan Undang- Undang.

Salah satu implementasi pemikiran Ki Hajar Dewantara pada konteks lokal sosial budaya daerah setempat khususnya Kabupaten Bondowoso yaitu dengan mengenalkan murid tentang batik khas Bondowoso. Motif-motif batik yang dihasilkan oleh masyarakat Bondowoso memiliki ciri khas yang berbeda dari batik di kota lain. Para seniman batik Bondowoso terinspirasi dari bentuk daun singkong dan daun tembakau. Setiap motif batik memiliki makna filosofis tersendiri, begitu juga dengan motif daun singkong dan daun tembakau ini yang mencerminkan mata pencaharian utama masyarakat Bondowoso. 

Batik Bondowoso memiliki beragam motif, tidak hanya motif klasik, tetapi juga mencakup motif kontemporer atau modern. Bahan yang digunakan pengrajin pun beragam, mulai dari kain katun hingga sutera asli tenun. Namun, meskipun permintaan pasar terus meningkat, pengrajin batik Bondowoso masih mengalami keterbatasan dalam memenuhi permintaan ini. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan tenaga kerja yang membatasi produksi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun