Mohon tunggu...
Lely Tri Yuswanto
Lely Tri Yuswanto Mohon Tunggu... Guru - Design Teacher/Guru Pengerak 8/SMK Negeri 1 Tamanan

Semangat dan semangat dalam menghadapi segala hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Budaya Positif di SMK Negeri 1 Tamanan

26 Juli 2023   18:56 Diperbarui: 26 Juli 2023   18:58 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar lely tri yuswanto

 A. Latar belakang

Budaya positif di sekolah sangatlah penting untuk dikembangkan, karena sekolah merupakan bagian pusat pendidikan, tempat tumbuh dan berkembangnya karakter anak. salah satu langkah membentuk lingkungan kelas agar terciptanya budaya positif yaitu dengan membuat kesepakatan kelas, sehingga anak memiliki keyakinan dan kesadaran akan penerapan disiplin berdasarkan motivasi internal. Aksi Nyata Budaya Positif bertujuan menumbuhkan budaya positif di sekolah dengan meyakini nilai-nilai kebajikan universal serta menciptakan murid yang merdeka dan mempunyai disiplin kuat sesuai profil Pelajar Pancasila.

Sebagai institusi pembentukan karakter, sekolah memiliki peluang besar untuk membangun budaya positif. Peran guru sebagai pendidik menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi murid. Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara, pembelajaran di sekolah haruslah mampu memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi murid melalui konsep merdeka belajar. Salah satu cara efektif untuk membangun budaya positif di sekolah adalah dengan membentuk keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi. Dengan keterlibatan aktif guru dan murid dalam merumuskan keyakinan kelas, semua pihak akan berkomitmen untuk menjalankannya sebagai langkah awal dalam menciptakan budaya positif di sekolah.

Membangun budaya positif di sekolah menjadi suatu tantangan yang penting dalam menghadapi minimya krisis karakter yang dihadapi oleh generasi muda. Dalam upaya ini, peran dan komitmen aktif dari guru, murid, serta seluruh komunitas sekolah akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pembentukan karakter sesuai profil pelajar Pancasila dan berkualitas.

B. Tujuan

  • Membangun budaya positif dengan menginternalisasi nilai-nilai kebajikan, keyakinan, dan kesepakatan kelas yang telah disepakati.
  • Memahami peran dan tanggung jawab sebagai pendidik dalam mengendalikan situasi kelas.
  • Memahami prinsip-prinsip dasar kebutuhan manusia.
  • Penerapan segitiga restitusi sebagai metode pengelolaan disiplin yang efektif.
  • Meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri murid untuk berpartisipasi aktif dalam merumuskan gambaran kelas yang diinginkan.
  • Menerapkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada murid.
  • Menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik, seperti tanggung jawab, disiplin, dan komitmen.

 

C. Tujuan

  • Murid mampu menyusun kesepakatan dan keyakinan kelas yang sejalan dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.
  • Murid mampu menerapkan kesepakatan kelas dengan penuh tanggung jawab.
  • Murid mampu mengidentifikasi dan menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapinya.
  • Murid dan guru mampu konsisten melaksanakan budaya positif, termasuk keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi.

D. Linimasa Tindakan

  • Mengajukan permohonan izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan sosialisasi.
  • Melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah terkait budaya positif, kesepakatan kelas, dan Profil Pelajar Pancasila.
  • Menjelaskan secara komprehensif pengertian dan manfaat dari kesepakatan kelas.
  • Kolaborasi antara guru dan peserta didik dalam merumuskan kesepakatan (keyakinan) kelas.
  • Menumbuhkan dan menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila secara berkesinambungan.
  • Menginternalisasikan kesepakatan kelas agar menjadi sebuah pembiasaan positif dan diterapkan dalam aksi nyata di kelas maupun lingkungan sekolah.
  • Melaksanakan pemasangan keyakinan kelas untuk memperkuat implementasi nilai-nilai yang telah disepakati.
  • Menerapkan segitiga restitusi sebagai mekanisme pembelajaran dan penyelesaian masalah.
  • Mengimplementasikan keyakinan dan restitusi secara berkelanjutan dan konsisten untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan karakter peserta didik.

E. Dukungan yang dibutuhkan

  • Mendorong kerja sama dengan orang tua sebagai lingkungan pertama untuk menerapkan budaya positif pada murid di rumah.
  • Memperkuat peran warga sekolah sebagai teladan dalam menerapkan budaya positif di seluruh lingkungan sekolah.
  • Memastikan tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung dalam menumbuhkan budaya positif di sekolah.
  • Menggalang kerjasama yang erat antara Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan untuk secara bersama-sama berupaya konsisten dalam menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun