Bapak dan Ibu guru pasti pernah melihat murid yang sedang bertengkar atau melakukan kesalahan saat di sekolah maupun membuat masalah dengan teman-teman. Hal tersebut sangat wajar bukan? bahkan kita sendiri pernah melakukan kesalahan. Mengapa? tentu jawabnya karena kita adalah manusia yang tak lepas dari salah atau berbuat salah itu tidak apa-apa, atau kalimat Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini. Kalimat tersebut menunjukkan menstabilkan identitas dalam segitiga restitusi. Jika ingin murid menjadi reflektif, maka kita harus meyakinkan murid tersebut. Kita sebaiknya membantu murid untuk tenang dan kembali ke suasana hati dimana proses belajar dan penyelesaian masalah bisa dilakukan.
Setelah kita melakukan stabilitas indentitas pada permasalahan murid, tindakan selanjutnya dilakukan dengan validasi tindakan. Suatu tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kalau  guru memahami kebutuhan dasar sebuah tindakan murid, guru akan bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan murid untuk tidak melakukan kesalahan kembali. Kalimat yang harus terucap seperti "Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu" atau "Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?".  Tindakan guru dengan memvalidasi sikap yang tidak baik seperti bertentangan dengan aturan yang ada, namun sebetulnya tujuannya untuk menunjukkan bahwa guru memahami alasan di balik tindakan murid.Â
Ketika menstabilkan identitas sukses tercapai dan tingkah laku yang salah telah divalidasi tindakan, maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Kalimat yang menghubungkan keyakinan murid dengan keyakinan kelas yaitu apa yang kita percaya sebagai keyakinan kelas? atau apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati di kelas?. Guru dapat membantu dengan bertanya. ketika murid sudah mendapat gambaran yang jelas tentang seperti apa yang mereka inginkan, guru dapat membantunya tetap fokus pada penanganan masalah yang dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H