Mohon tunggu...
Masim Vavai Sugianto
Masim Vavai Sugianto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Masim "Vavai" Sugianto, proud openSUSE community member, IT professional meski kadang-kadang saja bisa prof dan lebih sering nggak. Tinggal di Bekasi, Bekerja di Jakarta. Minat pada Linux dan dunia Open Source, Membaca, Hiking dan Avonturir.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hashtags Terkini di Twitter : #SBYtegasataumundur

19 November 2009   06:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:16 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah Facebook menggebrak dengan lebih dari 1 juta pendukung Bibit-Chandra, kini ada gejala baru penyikapan masyarakat atas sikap presiden SBY yang masih dikesankan ragu-ragu. Keragu-raguan ini dibaca masyarakat dari sikap & pernyataan SBY saat menerima dan menyikapi hasil rekomendasi tim 8. Keragu-raguan ini langsung direspon dengan adanya gerakan baru di Twitter : Dalam bentuk posting Twitter (Tweet) dengan Hashtags : #SBYtegasataumundur Sesuai dengan hastagsnya, para pemilik account Twitter masih berharap pada presiden SBY untuk bertindak tegas dalam merespon rekomendasi dari tim 8. Presiden SBY diharapkan tidak lagi bermain-main dalam retorika, wacana dan terkesan mengulur waktu. Jika disatu sisi presiden minta dipahami bahwa presiden juga ingin cepat namun tidak ingin menabrak koridor hukum, disisi lain public masih melihat bahwa respon-respon presiden masih kurang. Munculnya beberapa demo anti tim 8 yang disinyalir merupakan demo bayaran berpotensi membenturkan masyarakat. Jika respon presiden tidak cepat, dikhawatirkan timbul provokasi pada perbedaan pendapat tersebut. Target dari twitter tentang #SBYtegasataumundur sendiri sederhana. Dengan mendorong tags ini menjadi trending topics, diharapkan presiden SBY memahami betapa banyak pihak-pihak yang menanti ketegasan dalam hal penyikapan rekomendasi tim 8. Jika tidak hati-hati dalam menyikapinya, bukan tidak mungkin respon publik di dunia maya ini semakin membesar dan semakin sulit dipadamkan. Saat ini penyikapan masyarakat sudah mulai lebih keras meski masih dengan nada yang relatif santun dan masih mempertimbangkan penyikapan presiden. Jika hal ini masih dibiarkan, mungkin penyikapan yang ada jauh lebih tegas dan lebih menuntut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun