Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Residivis Ber'orasi'

2 November 2011   06:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:09 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi ini ketika saya berangkat menuju kantor, secara kebetulan saya berhenti di samping bus dalam kota jurusan senen-grogol karena lampu merah dekat perempatan Tomang. Saya berhenti pas depan pintu masuk bus tersebut (pintu depan). Sambil menunggu lampu hijau berikutnya, tak sengaja saya mendengar sebuah ‘orasi’ yang disampaikan seorang pemuda dalam bus tersebut.

Pemuda ini mengenakan kemeja hitam dengan celana pendek dan beralaskan sandal jepit. Saya tak bisa melihat wajahnya secara detil karena terhalang oleh tiang masuk yang biasa ada di depan pintu bus sebagai pegangan penumpang untuk masuk dan keluar. Dengan semangat ’45 dia menyampaikan kata-katanya dengan lantang hingga terdengar ke luar. Mau tahu isi pidatonya? Ini yang saya tangkap dan terekam dalam memori.

Assalaamu’alaikum wr.wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera kepada bapak ibu penumpang. Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pak supir dan mas kenek yang memberikan tumpangan buat saya. Saya juga minta maaf kepada bapak ibu kalau dalam perjalanan bapak ibu ini terganggu dengan kehadiran saya.

Kenalkan nama saya yanto, umur saya 26 tahun. Saya baru saja keluar dari penjara beberapa bulan yang lalu dan saat ini sedang mencari pekerjaan. Saya sudah berusaha mencari pekerjaan namun selalu gak dapat. Akhirnya saya memilih mengamen dan juga berpuisi di bus-bus umum. Lebih baik saya begini daripada saya buat kejahatan lagi di jalanan. Saya sudah berkeluarga dan punya anak.

Bapak ibu yang dimuliakan Allah, sekiranya melalui cerita tadi mengetuk pintu hati bapak ibu untuk memberikan sedikit bantuan buat saya supaya bisa menghidupi keluarga saya. Saya berdoa supaya bapak ibu yang memberikan bantuan ke saya akan dilimpahi rejeki-Nya dan amal ibadahnya bisa diterima. Sekali lagi bapak ibu saya mohon kerendahan hatinya untuk menolong saya. Saya sudah kapok dipenjara dan saya mau berubah. Pengalaman terakhir dipenjara sungguh tidak enak. Makanya saya untuk sementara kerja begini.

Akhir kata berapa ribu yang bapak ibu kasih itu menolong saya untuk tidak berbuat jahat lagi. Mohon maaf bila mengganggu perjalanan bapak ibu. Semoga selamat sampai tujuan dan keluarganya diberikan perlindungan juga kesehatan. Pak supir dan kenek terima kasih ya buat tumpangannya.

Wassalaamu’alaikum wr.wb.

Demikian isi orasinya yang sempat terekam dalam ingatan saya. Sebenarnya cukup panjang dia menyampaikan pesan-pesan namun hanya itu yang bisa saya tangkap dalam ingatan. Pemuda ini lalu berjalan untuk mengumpulkan uang hasil 'orasi'nya. Saya tidak tahu berapa banyak penumpang yang ada dalam bus tersebut karena posisi saya yang di depan pintu masuk bus. Saya masih penasaran dengan wajahnya dan berharap dia akan turun lewat pintu depan dan bisa melihat wajahnya. Namun usaha saya gagal karena lampu lalu lintas sudah menunjukan hijau maka saya harus jalan dan juga dia turun lewat pintu belakang.

Sepertinya pemuda ini sudah memperhitungkan dengan matang waktu pidatonya. Sehingga pas lampu hijau menyala, dia pun sudah turun dari bus. Hebat juga perhitungan waktunya. Sambil menuju kantor saya hanya tersenyum kecil ‘hebat juga cara dia cari uang’ gumam saya.

Gimana tanggapan rekan-rekan?? Ada yang pernah melihat Yanto?? Share ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun