Entah sudah berapa banyak jumlah manusia yang hidup menetap di bumi sepanjang zaman sampai hari ini. Kalau hitung secara perkiraan, mungkin saja sudah puluhan milyar penduduk bumi pernah ada di planet bumi ini. Kalau tidak ada yang namanya kematian mungkin sudah tidak ada tempat lagi buat manusia untuk tinggal di bumi.
Sepanjang zaman, manusia datang dan pergi silih berganti seperti siklus yang berputar tiada henti. Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Zaman berlalu, peraturan bisa berubah dan teknologi yang semakin maju menandakan perubahan zaman. Namun ada satu yang tidak pernah berlalu dan berubah. Yang satu itu memiliki nama WAKTU.
Ya.. waktu. Zaman dulu manusia tahu tentang waktu hanya dari satu sumber: Matahari. Petunjuknya berdasarkan letak bayangan yang jatuh. Terang waktu kerja, gelap waktu tidur. Pada tahun 1200-an, jam mekanik pertama dibuat, dengan sebuah bel sebagai petunjuk waktu. Tahun 1300-an ditambahkan angka dan jarumnya hingga kita mengenal istilah detik, menit dan jam.
Yang unik dari waktu adalah Tuhan memberi setiap orang limit waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Dengan limit waktu yang sama, manusia diberi kesempatan untuk berkarya bagi kehidupan. Dulu manusia bekerja hanya di siang hari namun ketika Thomas Alfa Edison menemukan lampu, jam kerja menjadi makin malam dan bahkan sampai tidak tidur. Kerja terus dikejar deadline. Manusia terjebak dengan waktu yang menghabiskan seluruh energi tanpa istirahat yang cukup
Waktu adalah sumber daya unik, yang tidak mungkin dikumpulkan, juga tidak dapat dihentikan dan dijalankan sesuka hati. Waktu tidak dapat diganti atau dikejar. Waktu terus berdetak dan kita tahu enam puluh detik dalam setiap menit sangatlah berharga. Sehingga ada semboyan waktu adalah uang
Waktu mempunyai kronologis. Urutan kejadian yang disusun berdasarkan waktu: dulu, sekarang dan nanti. Sekarang akan menjadi dulu, nanti akan menjadi sekarang. Begitu seterusnya dan tidak pernah berhenti.
Menyadari bahwa waktu yang terus berjalan tanpa pernah berhenti dan juga hidup manusia yang singkat, ada pesan dari seorang pengajar bernama Paulus untuk mempergunakan waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Kenapa jahat? Karena waktu tidak mempunyai perasaan. Dia memakan habis hidup manusia yang berada di dalamnya. Begitu waktunya tiba, tidak ada ampun bagi siapapun dia. Tak ada yang bisa melakukan apapun, seluruh aktifitas terpaksa berhenti. Hidup manusia dari debu pasti kembali menjadi debu.
Jadi dalam ‘cengkraman’ waktu yang sementara ini, apa yang kita kejar? Popularitas, materi, kehormatan atau yang lain? Ah… harapan saya semoga saja kita mengejar yang benar karena hidup kita seperti rumput yang ada dan sebentar hilang. Meninggalkan semua yang kita kejar.
Semoga bermanfaat
Salam dari Lantai 16 di salah satu gedung kantor
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI