Baru saja mengantar istri ke dokter kandungan. Saya mendapatkan berita bahwa istri sudah mengandung lima minggu. Senang sekali hati ini bahwa saya diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk merawat anak yang merupakan titipan buat orangtua untuk dirawat dan diasuh. Wah tidak bisa terkatakan rasa senang ini.
Sebagai ungkapan rasa senang saya, kemarin saya membaca salah satu buku tentang Lima bahasa kasih untuk anak-anak (cocok buat saya yang akan menjadi ayah) dan saya ada meringkas sedikit dari bab yang saya baca. semoga ini bisa bermanfaat.
Amarah dan cinta. Amarah adalah emosi yang paling merepotkan dalam kehidupan berkeluarga, karena bisa menimbulkan konflik perkawinan dan penyiksaan secara lisan dan fisik pada anak. Penyebab dari hampir semua permasalahan yang timbul dalam masyarakat adalah amarah yang ditangani secara keliru. Lihat saja kejadian-kejadian yang berakhir dengan kejahatan, semua berasal dari tidak adanya pengendalian diri terhadap rasa marah.
Harus diingat, Amarah lebih banyak menyebabkan pelbagai masalah ketimbang menyelesaikannya. Sebagai emosi, amarah tidak selalu diungkapkan untuk alasan yang bisa dibenarkan. Pada saat marah memuncak, orang seringkali tanpa berpikir melakukan hal yang dapt merusak dan sebenarnya malah memperburuk keadaan. Amarah malah menjadi irasional dan bila kita tidak mengendalikannya, perasaan amarah itu yang justru akan mengendalikan kita.
Amarah adalah emosi yang kurang begitu kita pahami- mengapa kita marah, bagaimanan kita mengungkapkannya, dan bagaimana mengubah cara kita mengatasi frustasi. Hanya apabila sebagai orangtua kita mengetahui arti amarah yang sebenarnya dan cara mengatasinya yang pantas, barulah kita mampu mengajar anak menghadapi amarah. Amarah itu selalu berusaha memperbaiki kesalahan dengan cara-cara yang egois.
Sebagai orangtua yang bijak, kita harus belajar mengatasi amarah sewaktu menanggapi anak. Bila kita tidak mampu mengatasinya maka itu akanberdampak buruk bagi pasangan dan juga bagi anak. Hanya sedikit orang dewasa yang menguasai pelbagai cara yang pantas untuk mengatasi amarah. Salah satu penyebabnya yaitu sebagian besar amarah diungkapkan tanpa disadari, di bawah tingkat kesadaran. Penyebab lain yakni hanya sedikit orangtua yang mengalami transisi dari cara mengatasi amarah yang tidak dewasa ke cara yang dewasa. Hal ini mempengaruhi kita, terutama cara kita dalam menghadapi pasangan dan anak.
Memproses amarah dan kemudian melatih anak menanganinya secara dewasa merupakan bagian tersulit dari tugas orangtua, namun imbalannya sangat besar. Mungkin sebagai orangtua, akan ada banyak tekanan-tekanan, rasa putus asa, namun itu memacu kita untuk menjadi orangtua yang sabar bertindak terhadap anak. Tidak langsung terlihat hasilnya, tetapi pada waktunya apa yang orangtua tabur akan menjadi kenyataan.
Tujuan akhir dan benar dari marah, memotivasi kita untuk mengatur segala sesuatu supaya benar dan memperbaiki yang jahat. Akhir kata semoga saya bisa menjadi ayah yang baik. Bisa memberikan waktu dan mengatur keluarga lebih bijaksana
Semoga bermanfaat dan Salam kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H