Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

13 Bentuk Kelebihan Beban Manusia

12 Oktober 2011   10:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu. Terkadang manusia berkata kekurangan waktu untuk mengerjakan sesuatu. Terlalu banyak yang harus dikerjakan sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan semuanya. Butuh waktu ekstra untuk menyelesaikannya. Beri saya waktu sedikit lagi maka ini akan selesai dan sebagainya. Padahal itu bukan karena masalah waktu. Semua karena masalah kelebihan beban.

Tidak bisa dipungkiri ini adalah penyakit zaman modern. Kehidupan kita tak pernah berhenti, dan kita hidup dengan laju yang membuat nafas terengah-engah. Kita berjalan cepat, berbicara cepat, makan dengan cepat, dan kemudian mohon diri dan berkata, ”Saya harus pergi.” Jadi bisa dikatakan bahwa kita tergesa-gesa sepanjang waktu. Padahal, seperti diajarkan oleh pepatah dari Finlandia, Allah tidak menciptakan ketergesa-gesaan.

Sedikit demi sedikit waktu manusia terkikis oleh karena sindrom kelebihan beban. Beban yang seharusnya tidak menjadi tanggung jawabnya, yang seharusnya tidak melekat dalam dirinya, yang seharusnya juga bukan urusannya. Manusia menjadi kelebihan beban seperti kereta kuda menarik gerbong kereta. Berat dan tidak bergerak. Tidak produktif. Terpuruk dan tidak berdaya. Semua karena kelebihan beban.

Inilah perwujudan kelebihan beban yang kadang tidak disadari oleh manusia.

1.Kelebihan beban aktivitas

Tengoklah jadwal kerja kita. Lihatlah baik-baik. Banyak kegiatan yang telah terjadwal beberapa minggu sebelumnya dan sesudahnya menandakan bahwa kita adalah orang yang sibuk. Dalam upaya untuk bisa lebih memadatkan banyak hal ke dalam jadwal, kita berusaha melakukan dua atau tiga hal pada waktu yang bersamaan. Kelebihan beban aktivitas merampas kesenangan dalam mengantisipasi sesuatu dan kegembiraan dalam mengenang hal-hal yang telah berlalu.

2.Kelebihan beban perubahan

Dalam mileniun-milenium yang lalu perubahan terjadi secara lambat, terkendali dan dapat diperkirakan; sekarang perubahan itu melesat dengan kecepatan yang luar biasa. ”Tak ada yang dapat menggambarkan zaman kita dengan lebih baik selain peningkatan kecepatan perubahan yang hebat dan terus-menerus,” sejarawan Arthur M. Schlesinger, Jr. menyimpulkan.

3.Kelebihan beban pilihan

Setiap hari manusia dituntut untuk memilih. Mulai dari pakaian yang dikenakan hari ini, jenis makanan yang akan dimasak, kendaraan yang akan ditumpangi, jenis percakapan yang akan disharingkan dan sebagainya. Ada banyak pilihan. Kalau sering belanja di pasar swalayan besar juga mengalami hal yang sama. Ada banyak pilihan produk yang ingin dipilih. Mereka menawarkan diri dengan manisnya dirak-rak pajangan. Bila dulu hanya12.000 macam barang di toko swalayan secara umum; kini ada 30.000 macam barang untuk dilihat dan dipilih. Belum lagi pilihan untuk tontonan dari berbagai saluran televisi. Terlalu banyak. ”Dengan jumlah pilihan yang makin berkembang jauh,” tulis profesor sosiologi Barry Schwartz dalam The Paradoks of Choice, ”hal-hal yang negatif meningkat pesat sampai kita menjadi kelebihan beban. Pada titik ini, pilihan tidak lagi membuat kita bebas melainkan menghambat. Bahkan mungkin bisa dikatakan menguasai.”

4.Kelebihan beban komitmen

Sebagian besar dari kita memiliki lebih banyak komitmen dari pada waktu yang tersedia. ”Beberapa orang tak bisa bilang tidak,” Dr. J. Grant Howard mengamati. ”Mereka menjalin terlalu banyak hubungan dan mengambil terlalu banyak tanggung jawab. Mereka mengikuti begitu banyak kursus, mengerjakan terlalu banyak pekerjaan, menjadi sukarelawan dalam berbagai tugas, membuat terlalu banyak janji pertemuan, memikul tanggung jawab dalam berbagai kepengurusan dan memiliki terlalu banyak teman. Pada saat yang bersamaan mereka berupaya untuk menjadi segalanya bagi semua orang dengan segala usaha mereka sendiri.”

5.Kelebihan beban hutang

Punya kartu kredit? Apa anda, pasangan atau anak sering menggeseknya? Selamat datang dalam dunia hutang, seru kartu kredit. Ada tunggakan kredit yang harus diselesaikan. Ada lubang yang harus ditutupi supaya lubang ini tidak menjadi pengganggu. Seperti hutang negara ini yang membentuk lubang besar bagi anak cucu bangsa kita sehingga mereka yang tidak bersalah merasakan efeknya. Hutang menjadi bentuk beban berat masa kini.

Bagi saya bukan masalah lubang yang dipikirkan, tetapi yang harus dipikirkan mengapa lubang itu sampai ada. Siapa yang membiarkan lubang itu berada di tengah jalan kehidupan kita?

6.Kelebihan beban keputusan

Seperti beban pilihan yang banyak, maka beban untuk mengambil keputusan menjadi ekor dari beban tersebut. Yang harus kita putuskan semakin banyak, sementara waktunya semakin sempit. Keputusan-keputusan kecil tidak terlalu merepotkan kita, seperti: Mau minuman ringan apa? Mau makan dimana? Mau pakai baju apa hari ini? tetapi, bersamaan dengan keputusan-keputusan kecil seperti ini muncul pula pilihan-pilihan lain yang tak habis-habisnya dan yang sama sekali tidak mudah: mau punya anak atau tidak dan berapa banyak; akan pindah atau berganti pekerjaan atau tidak; haruskah suami dan istri bekerja di luar atau tidak; dan sebagainya. Banyaknya keputusan yang harus di buat – kecil mau pun besar – dalam waktu yang sangat pendek merupakan kelebihan beban yang klasik.

7.Kelebihan beban kepenatan

Macet membuat manusia menjadi lelah. Pekerjaan membuat kelelahan. Bahkan waktu yang kita gunakan untuk bersenang-senang pun menjadi waktu yang melelahkan. Kalau hal-hal yang senang juga menjadi kelelahan, maka kesimpulannya kita adalah masyarakat yang kelelahan. Coba tanya kepada diri kita sendiri, maukah kita mengakui bahwa kita menjadi lebih lelah di akhir liburan dari pada di awal liburan.

8.Kelebihan beban informasi

Saya setuju dengan ungkapan sekarang adalah jaman teknologi informasi. Manusia tidak perlu bersusah payah mencari informasi. Ratusan informasi akan menghampiri kita setiap hari melalui berbagai cara. Saat ini setiap rumah memiliki televisi, radio, koran, telepon genggam, internet dan lain sebagainya. Berita disampaikan selama 24 jam, 7 hari seminggu dan seterusnya. Kita terkubur oleh data-data setiap harinya.

9.Kelebihan beban menghadapi orang

Ada milyaran orang penduduk dunia di bumi ini. Mungkin kita hanya mengenal 0,0001 persennya saja. Tapi itu juga sudah cukup banyak dan membuat kita lelah berbicara dengan mereka. Sederhananya kita terkadang lelah menghadapi orang yang punya kedudukan di atas kita: Pimpinan, mertua, orangtua, RT dan lain-lain. 1 orang 1 karakter. Kalau ada 10 orang setiap hari saja yang kita temui sudah ada 10 karakter.

Jadi ini juga menjadi beban bagi orang yang susah untuk bersosialisasi. Sosialisasi dan komunitas adalah hal yang sangat baik. Sayangnya, kerumunan kerap kali menyebabkan orang kehilangan identitas pribadinya serta mengakibatkan kekasaran.

10.Kelebihan beban harta benda

Sekarang ini setiap orang di Amerika memiliki lebih banyak barang dari pada bangsa-bangsa lain dalam sejarah. Lemari-lemari pakaian penuh sesak, ruangan penyimpanan habis terpakai dan mobil-mobil tak bisa masuk ke dalam garasi. Kepemilikan pertama-tama memenjarakan kita dalam uang, kemudian mengambil alih rumah-rumah kita dan memenuhi waktu kita. Kedengarannya seperti penyerbuan. Segala sesuatu yang saya miliki ternyata memiliki saya. Mengapa saya ingin mempunyai lebih banyak barang?

11.Kelebihan beban teknologi

Sudah diperkirakan bahwa rata-rata manusia harus belajar mengoperasikan dua puluh ribu buah peralatan. Beberapa di antaranya mendatangkan rasa syukur kita, sedangkan yang lainnya menggusarkan kita. Contohnya saya sampai sekarang masih belajar untuk mengoperasikan laptop saya dengan baik dan benar.

12.Kelebihan beban lalu lintas

Kita sekarang memiliki lebih banyak mobil per keluarga dari pada pengendara per keluarga. Kata travel berasal dari kata travail (bekerja sangat keras, atau rasa sakit ketika melahirkan) dan sekarang ini kita mengalami artinya yang sebenarnya, karena untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain kita memerlukan kerja keras, perlu waktu selama berjam-jam apalagi bila tinggal di kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya dan lainnya.

13.Kelebihan beban pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang ditakdirkan oleh Allah. Akan tetapi, pekerjaan yang melebihi beban bukanlah bagian dari rencana Allah semula. Walaupun begitu, setiap pagi orang-orang pergi menuju tempat pekerjaan yang menjemukan dengan jadwal pekerjaan yang melelahkan dan membuat mereka menjadi stress serta keletihan.

Ada slogan yang mengatakan bahwa “Dunia Anda haruslah tanpa batas,” dan juga slogan seperti ini ”Bila Anda dapat memimpikannya, tentu Anda dapat melakukannya. Sekarang kemampuan Anda tiada batas,”. Percayalah semua slogan itu menipu. Kita semua mempunyai batas karena kita masih menapak di bumi ini. Yang tak terbatas hanyalah keinginan. Diluar itu semua ada batasnya termasuk diri kita.

Sindrom kelebihan beban menyerang emosi kita sehingga kita melindungi diri sendiri, menyerang tubuh kita hingga kita menjadi lemah dan menyerang hubungan kita sehingga kita menjadi terisolasi. Kalau kita menjadi terlalu lelah, maka bukan aktivitas atau teman-teman kita yang salah – melainkan salah kelebihan beban. Jadi bijaksanalah dengan waktu kita.

Sumber:

Buku Margin - Richard A Swenson, M.D

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun