Tanggal 17 nopember seperti biasanya saya melewati pagi dan siang ini dengan sederhana tak ada riak kejutan atau kejadian yang luar biasa. Hingga malam melebihi dua jam tiba-tiba terdengar suara lembut dari televisi berasal dari gedung putih yang sudah berderet para manusia berseragam putih.suaranya tidak menakutkan apalagi membuat telinga terganggu.kurang dari satu jam suara itu menghilang ,meninggalkan keterkejutan k bagi banyamanusia. Menjelang pukul 00:00 tampak segerombolan anak negeri mengantri di berbagai tempat dengan membawa kendaraan ,dua roda atau empat.Mereka satu tujuan dan alasan,BBM naik!.
Tepat pukul 00:00 atau berselang jam dari suara manusia berseragam putih itu,BBM bersubsidi berpindah harga.Hanya dua ribu,ya memang hanya dua ribu.nilai yang begitu kecil mungkin tak berharga.Anak SD sekarang pasti banyak yang mendapatkan uang jajan lebih dari angka itu dari orang tuanya. Apalah artinya dua ribu rupiah.
Memang hanya dua ribu rupiah tapi  dua ribu tersebut akan diikuti dua ribu,tiga ribu atau empat ribu bahkan lebih di sisi lainnya.Jika ada yang berargumentasi atau menganalogikan dengan harga rokok yang naik lima ribu masih ada yang beli dan memberi contoh masih banyak negara dengan harga BBM lebih mahal dari Indonesia adalah argumentasi yang sia-sia ,dangkal dan sedikit bodoh.
Saya masih teringat 2012 atau dua tahun lalu ada cerita yang sangat heroik tercipta di gedung wakil rakyat. Para wakil tercinta dengan gigih memohon kepada pemerintah untuk tidak melakukan pemindahan harga BBM bersubsidi,hingga walk out atau keluar ruang sidang dan bahkan pula beberapa meneteskan air mata.
Tidak sekedar walk out atau tetesan air mata yang tercipta tapi ada sebuah catatanyang di bukukan yang berisikan berbagai macam argumentasi yang begitu rapih dan terinci.
Sebuah catatan tentang argumentasi penolakan terhadap kebijakan yang mereka anggap tidak pro rakyat atau neolib.kenaikan harga BBM bersubsidi.
Tapi kenapa semua itu entah kemana ,mungkin perlu di putar kembali video tentang heroik nya mereka hingga tetesan air mata terjatuh atau perlu pencetakan ulang buku catatan argumentasi yang begitu hebat menurut mereka.
Entahlah ,yang saya ketahui harga minyak dunia sedang menurun,nilai tukar USD sedang stabil dan juga tentang menaikkan harga BBM tidak bisa didengungkan begitu saja karena ada konstitusi sebagai rujukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H