hingga sampai di lembar keputusan,
Ketika yang benar mulai tersudut,
Oleh bibir kerdil berwajah purnama,
Yang hadir seakan penyejuk dahaga,
Sementara
ada sekian perih dengan wajah-wajah gelisah,
Yang serba salah,
Kehilangan rangkaian nada,
Hanya tanda oktaf yang merenda di kepala.
Ratusan kuning  Akasia berjatuhan,
Menyaksikan tarian pena,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!