Mohon tunggu...
KAMIL ICHSAN
KAMIL ICHSAN Mohon Tunggu... Freelancer - Socio Hippies

T : @KMLICHSN Insta : @imajibanal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama featured

Medsos, Kita dan Kebencian yang Tergesa-gesa

20 Juli 2015   22:41 Diperbarui: 8 April 2018   23:11 2359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: pagetrafficbuzz.com/

Medsos menjadi wadah menyampaikan opini (tidak salah memang), ada yang memanfaatkannya sebagai wadah menghimpun bantuan, ada yang sibuk memobilisasi kemuakkan. Ada yang memberi solusi, ada yang malah sibuk cari sensasi.

Di antara banyaknya informasi yang bertebaran di media sosial, sebelum beropini, hendaknya kita cari tahu dan pahami apa yang sebenarnya terjadi. Ada cara sederhana yang tidak menyita waktu yang  dapat kita lakukan untuk melihat/menilai (Validitas) sebuah berita.

Caranya? ya cari tahu, toh kita kan sedang melakukan aktivitas di internet, mencantumkan keyword di Google, baca sebentar, pahami, selesai sudah. Maka, dalam melihat berita, Kita tentu jangan terlalu percaya pada 1 sumber informasi (berita), minimal 3 sumber (media) berita yang harus kita jelajahi untuk menilai isu ini valid atau tidak. Lihat media yang memiliki kecenderungan pro/kontra terhadap suatu peristiwa dan kemudian pilih media yang cenderung "netral" atau tidak memihak.

Kemudian coba bandingkan ketiga informasi yang sudah kita dapat, walaupun peristiwanya sama, sudut pandang/angle yang disuguhkan tentunya berbeda. Individu adalah sentris dalam memandang/memhami media dan teks. Media dan teks merupakan 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. kredibilitas media pun penting kita lihat untuk keakurasian dan pertanggung jawaban informasi yang sudah mereka sampaikan. 

Kodrat media sosial adalah berbagi, umumnya, kita sering membagikan informasi/artikel yang (menurut kita) menarik/bermanfaat, Sekedar iseng atau bahan pencitraan, itu mutlak hak kita dalam memberi alasan.

Namun tak jarang (dalam kontek berita/hoax), apa yang kita bagikan justru merupakan kenegatifan yang pada akhirnya hanya memperkeruh, sebuah reflek spontan kebencian. Kita tentu perlu bertanggung jawab atas apa yang sudah kita bagikan. Bisa dengan cara meminta maaf ke khalayak atau dengan menghapus berita hoax yang telah kita sebar luaskan. Karena dalam mencerna sebuah berita, kita tidak harus meresponnya dengan tergesa-gesa. Pahami dan cari tahu merupakan langkah bijak yang perlu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun