Mohon tunggu...
Miftah Rahman
Miftah Rahman Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://www.pakishijau.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hendrix

23 September 2010   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:02 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dua bulan menjelang pemilu, dalam kampanye pencalonan presiden, Barack Obama menyampaikan pidato yang mengejutkan. Selama ini ia dikenal tidak pernah mengutip orang lain, tapi kali itu, menjelang akhir pidato, ia menggunakan satu lirik lagu seorang musisi Amerika, Jimi Hendrix, untuk menyerang Partai Republik. 'Mereka berbicara tentang saya seperti seekor anjing. Membicarakan tentang pakaian yang saya pakai. Tapi mereka tidak menyadari dirinya orang-orang yang kaku." Kata-kata tersebut terdapat dalam lagu Stone Free, yang ditulis oleh Jimi Hendrix pada tahun 1966, setelah kepindahannya dari Inggris. Ketika Obama mengutip kalimat tersebut, si pemilik lagu telah meninggal dunia 38 tahun yang lalu, tepatnya pada 18 September 1970. Jimi Hendrix, pada tahun 1999 oleh majalah Mojo dinobatkan sebagai Gitaris Terbaik Sepanjang Masa.  Empat tahun kemudian, majalah Rolling Stone dan Total Gitar melakukan hal yang serupa. Kenapa mesti Jimi Hendrik, seorang pemusik yang baru menelorkan 3 album? Pete Townshend, gitaris dan penulis lagu band The Who, mengatakan: ’Ketika dia mulai main, sesuatu berubah: warna berubah, segalanya berubah.” Joe Bonamassa berkata  pada media  MusicRadar, “Aku tidak berpikir akan ada musik seperti yang sekarang kau dengar di radio tanpa Jimi Hendrix.” Berikut penuturan para musisi tentang peran Jimi dalam menginspirasi jalan hidup mereka.

Yngwie Malmsteen

Aku adalah anak termuda di keluargaku. Kakak laki-laki dan perempuanku adalah seorang musisi. Mereka sudah mulai bermain saat masih kecil. Kakak laki-lakiku memainkan piano, drum, bas, akordion dan lain-lain sedangkan kakak perempuanku pemain piano yang sangat hebat, juga seorang penyanyi yang bagus. Dia bermain flute klasik dalam orchestra atau semacamnya. Ibuku sangat menginginkan aku menjadi seorang musisi. Dia memberiku gitar pada ulang tahunku yang ke lima, tapi aku tidak memainkannya sampai ketika usiaku 7 tahun. Dan alasan aku bermain adalah ketika tersiar kabar di TV; ” Hari ini Jimi Hendrix meninggal.”. Saat itu tanggal 18 September 1970. Kemudian ditayangkan gambar bagaimana Jimi membakar gitarnya sewaktu di Monterey. Aku belum pernah mendengar musiknya, aku hanya melihat ia membakar gitarnya, dan aku berkata,”Kereeeen!” Lalu aku mengambil gitar yang tergantung di tembok dan mulai mempelajarinya. Hendrix menginspirasiku untuk bermain, tapi aku lebih terpengaruh oleh penampilannya daripada musiknya. Dia kelihatan sangat keren dan  pemain yang luar biasa.

Erick Johnson

Ketika aku sudah mulai bermain gitar, aku belum pernah mendengar nama Jimi Hendrix atau The Jimi Hendrix Experience atau segala sesuatu tentangnya. Hingga seorang teman yang baru pulang dari New York datang  membawa album berjudul Are You Experience. Ia menyetelnya, dan aku ingat, itu benar-benar ide yang cemerlang. Tapi di saat bersamaan, ini gila dan aneh sekali hingga aku tidak tahu bagaimana ia membuatnya. Kamu mesti faham, duniaku saat itu berada di seputar minuman Dr Prepper dan musik  Surf. Aku bertemu dengan orang-orang seperti Albert King dan Freddie King, John Mayall dan Bluesbreakernya, Yardbird dan Jeff Beck. Tapi aku benar-benar tidak siap untuk mendengarkan sesuatu semacam Third Stone From The Sun. Tidak ada seorangpun yang melakukan seperti apa yang Jimi lakukan. Mendengarkannya aku seakan berjumpa dengan  makanan yang memiiki  warna atau  cita rasa yang baru. Kau tidak memiliki acuan, serius, tapi kau tahu pikiranmu telah diubah ke sesuatu  yang tak masuk akal. Terus terang, aku saat itu tidak tahu kalau ia memainkan gitar. Aku mengganggap, apakah ia sedang bermain dengan sejenis alat musik yang belum pernah kudengar namanya? Bagaimana ia mendapatkan suara seperti itu? Suara-suaranya sangat aneh dibandingkan dengan yang dilakukan orang-orang pada umumnya. Sebenarnya, album yang dibawa oleh temanku itu telah menuliskan: ‘Dengan asisten Mitch Mitchell pada drum dan Noel Redding pada gitar. Lalu aku melihat  foto  Jimi Hendrix  dan aku berpikir bahwa ia adalah seorang pemain bas sekaligus penyanyi. Kamu tahu,  bagaimana mungkin seorang bisa dengan begitu menakjubkannya bermain gitar sambil bernyanyi? Sampai satu saat barulah kemudian aku tahu bahwa ia adalah pemain gitar, yang mana benar-benar membuatku terpana. Aku masih ingat benar hari ketika Jimi meninggal. Aku masih duduk di kelas sebelas. Ketika itu sekolah baru saja dibubarkan, dan aku berjalan keluar dari pintu hingga seorang teman, Mike Taylor, menghampiriku sambil berlari. “Apakah kamu sudah mendengar berita? “katanya,”Jimi Hendrix meninggal!” Usia Mike lebih tua dariku. Dia  datang ke sekolah hanya untuk memeberitahuku.  Aku benar-benar hancur mendengarnya sebab pada intinya aku telah memasuki dunia musik dan Jimi bagiku semacam pembawa cahaya, sama halnya dengan The Beatles.

Steve Vai

Aku tinggal  di sebuah rumah di mana orang tuaku suka mendengarkan musik-musik pertunjukkan, dan sebagai anak kecil aku suka mendengarkannya juga –kapanpun musik terdengar, aku menikmatinya. Sedangkan  kakak perempuanku adalah penggemar musik rock era 60 dan 70-an. Aku mulai menyelinap ke kamarnya dan mendengarkan musik-musiknya lewat headphones. Dia memiliki kaset berisi 8 track lagu dari konser Woodstock, dan  satu hari aku aku menyetelnya. Itulah untuk pertama kalinya aku mendengar Jimi Hendrix. Aku 12 tahun waktu itu, merebahkan diri sambil memasang headhpones, mendengarkan Jimi bermain The Star Spangled Banner dan  Purple Haze, secara berulang-ulang. Aku belum tahu seperti apa dia, aku pun tidak tahu segala sesuatu tentangnya. Yang kutahu hanyalah apapun yang Jimi lakukan, bagaimana ia menciptakan suara-suara itu, itu sesuatu yang luar biasa. Aku sangat senang dan berpikir kapan pun ia datang ke kota untuk bermain, aku harus menyaksikannya. Aku belum tahu bahwa Jimi telah meninggal. Akhirnya  satu hari aku mandapatkan kaset Are You Experience, yang mana merupakan semacam wahyu bagiku. Lagu-lagunya mudah diterima, indah  dan sangat keren. Pada usia 12 tahun aku belum memiliki alat musik jadi aku tidak tahu betapa susah bermain seperti dia. Sampai aku benar-benar terbuka mata ketika mulai belajar gitar pada Joe Satriani. Sejujurnya  Joe lah  orang pertama yang mengatakan bahwa Jimi telah meninggal.  Aku benar-benar kecewa saat itu, karena aku tidak akan pernah  menyaksikannya.

Joe Satriani.

Pada hari ketika Jimi Hendrix meninggal, aku masih mengingatnya dengan jelas seolah baru kemarin terjadi. Saat itu adalah hari yang sangat indah di sebuah pinggiran kota di Long Island. Usiaku 14 tahun waktu itu. Aku tengah berada di antara tim sepak bola SMA Carle Place dan aku sedang berdiri di luar gedung olah raga. Rombongan sudah siap untuk pergi ke tempat latihan. Segalanya terlihat baik-baik saja. Tiba-tiba salah seorang teman satu timku datang –dia baru saja pulang untuk makan siang jadi dia menyaksikannya dalam berita TV –dan berkata,”Hey Joe, kamu tahu orang yang sangat kau sukai, Jimi Hendrix? Aku dengar ia baru saja meninggal.” Aku cukup yakin bahwa akulah satu-satunya anak di sekolahku yang mengenal Jimi Hendrix. Lewat kakakku, aku mendapatkan semua musik-musik hebat sepanjang waktu dan aku benar-benar mencintai Hendrix. Jadi anak itu, teman satu timku, berpikir bahwa aku harus tahu. Satu menit ia berbicara denganku, seluruh hidupku serasa melesat di depan mataku. Anak itu tidak menduga dampaknya terhadapku. Itu semacam pukulan. Aku hancur berkeping-keping dalam kabut emosi. Aku kembali ke gedung olah raga dan berkata pada pelatihku, “Jimi Hendrix meninggal. Aku keluar dari tim untuk menjadi seorang gitaris.” Aku sudah mengantisipasi penolakan, -pelatihku adalah mantan perwira Angkatan laut dan orang yang cukup keras- tapi dia hanya menatapku. Mungkin aku kelihatan sinting dan putus asa, aku tidak tahu, dia hanya berkata,”Well, baiklah. Silahkan saja.” Sore harinya aku mengatakannya pada orangtuaku. Kami adalah keluarga besar yang terdiri dari tujuh orang. Makan malam saat itu berjalan normal, sampai aku berkata yang pada dasarnya sama dengan yang aku katakan pada pelatihku:”Jimi Hendrix meninggal hari ini dan aku akan mencurahkan seluruh hidupku untuk bermain gitar elektrik.” Ada beberapa detik keheningan yang canggung. Sebagaimana kau duga, yang mana kemudian diikuti oleh banyak diskusi yang bersemangat. Keluargaku menganggap aku sedang  mengatakan sejenis ucapan gila. Tapi waktu itu aku berpikir tiap orang tahu apa artinya: bahwa aku benar-benar telah memutuskan perjalanan hidupku, hingga kakak perempuan, Carol, yang telah mulai mengajar seni, berkata bahwa dia akan menyumbangkan gaji pertamanya untuk membelikanku gitar listrik jadi aku bisa memulai hidup baruku sebagai musisi. Ini lucu: aku sudah memainkan drum lebih dulu tapi cukup jelas bahwa aku adalah drummer yang sangat buruk. Sama halnya dengan piano –kami memiiki piano di rumah dan aku memainkannya, tapi tidak kutemukan keajaiban di situ; aku tidak memiliki apapun yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pianis besar. Tapi ketika aku mendengar Jimi Hendrix meninggal, ini adalah momen berarti bagiku. Sesuatu dalam tubuhku mengatakan bahwa aku harus mencoba memberi satu persembahan untuknya entah bagaimana caranya, dan satu-satunya jalan adalah menjadi seorang gitaris, gitaris besar dan untuk beberapa alasan aku tahu aku mampu. …Aku sangat mencintai musik Jimi Hendrix dan aku tidak pernah menunjukkannya pada orang lain. Ketika remaja aku bermain di beberapa band, aku menolak memainkan lagu-lagunya. Aku tahu karena suaranya sangat aneh tapi musik yang dimainkan Jimi sangat istimewa bagiku, bahwa musiknya semacam kerja seni yang tak akan bisa disentuh atau diubah. Aku tidak ingin mencemari keajaiban musiknya. Aku memilih mengambil beberapa bagian musiknya dan menganalisanya selama bertahun-tahun, namun selalu saja ada sesuatu yang mengejutkan serta membingungkanku. Ketika aku menyaksikannya di Fillmore East, dia memainkan Machine Gun, aku melayang oleh musikalitasnya. Ini bukan tentang pakaian, gitar, mic yang ia gunakan untuk bernyanyi atau apapun tetapi kejeniusannya. Kamu tahu, pada akhirnya, gitar hanyalah dawai dan kayu, tetapi ketika kau mampu menciptakan suara seperti yang Jimi Hendrix hasilkan hanya dari komponen-komponen sederhana, itulah prestasi luar biasa.

Janie Hendrix

Jimi adalah ikon, tentu saja, tapi bagiku dia hanyalah Jimi, kakakku. Tapi bagaimanapun juga dia adalah kakak yang istimewa. Sebelum kau menyadari betapa luar biasa bakat yang ia miliki dan menjadi seorang artis, aku telah mengetahui selalu saja ada semacam keajaiban kecil tentangnya. Saya pikir itu hanya dalam cara ia bertindak terhadap saya dan betapa menyenangkan ketika aku di dekatnya. Kapanpun dia pulang, dia bukan seorang Jimi Hendrix. Di manjadi dirinya sendiri apa adanya, dan dia menyukainya. Kami duduk-duduk dan bercerita. Bermain monopoli, seperti normalnya kakak beradik. Selalu ada banyak tawa seperti sebuah perayaan besar. Satu hal yang sangat menarik pada waktu itu adalah ketika ayah mengajarinya bermain tenor saxophone. Sangat menyenangkan menyaksikan mereka berbicara tentang musik. Ayah telah mencoba belajar saksofon sebelumnya. Dia membeli saksofon sekaligus gitar untuk Jimi -gitar pertama yang ia miliki. Rencananya mereka akan belajar musik bersama-sama. Menjadi saudara dari seorang bintang besar tidaklah selalu menyenangkan. Aku mendapat banyak gangguan. Di sekolah beberapa anak mendatangiku. Mereka tidak percaya bahwa Jimi Hendrix adalah kakakku.”O ya? Lalu kenapa kau tidak belajar di sekolah privat yang mewah?–Aku banyak mendapati hal-hal seperti itu. Ketika aku masuk di bangku kuliah, dampak dari musik Jimi benar-benar mengenaiku. Aku tahu suara musiknya aneh, tapi kau tahu, aku telah tumbuh menjadi lebih dewasa dan berpengalaman. Musiknya, liriknya, pesan-pesannya –itu semua benar-benar mempengaruhiku. Jimi selalu berusaha menunjukkan bahwa ada  persamaan hak untuk setiap orang, warna kulit dan gender. Dia memiliki kedalaman jiwa dan sangat bijaksana. Spiritualitas sangat penting baginya. Aku berada di tingkat empat ketika dia meninggal, dan aku masih ingat hari itu dengan jelas. Aku berada di kelas, tiba-tiba seorang anak berdiri dan keceplosan bicara,”Jimi Hendrix meninggal hari ini.” Semua orang tersentak, lalu dosen menatap ke arahku dan aku berkata,”Itu tidak benar.” Sebab kami telah mendapatkan semacam telepon gila di rumah sebulan sebelumnya dari seseorang yang mencoba mengabarkan bahwa Jimi telah meninggal, yang tentu saja itu tidak benar. Jadi aku berpikir apa yang dikatakan anak itu adalah hal yang sama. Juga, bagiku, Jimi adalah superhero: kematian tidak akan menangkapnya. Di siang harinya, seorang gadis mendatangiku dan berkata,”Aku benar-benar menyesal.” Aku bertanya padanya kenapa, dia menjawab, “Aku dengar bahwa kakakmu meninggal hari ini.” Pada saat itu, aku berpikir, OK, dua orang telah mengatakannya… Aku masih tidak percaya sesuatu benar-benar telah terjadi. Kami tidak memiliki telefon seululer atau sejenisnya, jadi aku berada di dalam kegelapan sore itu. Pulang sekolah, aku bertanya pada diriku sendiri,”Jika aku tidak melihat ada banyak mobil terparkir di jalan dekat rumahku, aku tahu bahwa berita itu hanyalah rumor.” Well, dan benar saja, jalanan dipenuhi dengan mobil. Aku masuk ke dalam rumah dan berpikir, aku tidak percaya pada orang-orang idiot ini. Apa yang mereka lakukan di sini? Semua ini hanyalah rumor. Ayahku sedang terisak, lalu menatapku dan berkata,”Jimi meninggal, dan kehidupan kita tidak akan pernah lagi sama.” Aku tidak ingin mempercayainya, tapi meilihat ayah menangis aku tahu, bahwa ini benar-benar terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun