Matahari masih malu-malu keluar dari peraduannya ketika kami meninggalkan kota Soe bergerak perlahan menuju desa tempat diadakan kegiatan Reactivate Anak Hold. Kami bercengkrama di dalam mobil yang membawa kami ke tepat tujuan.Â
Kegiatan ini dilaksanakan oleh bagian sponsorship dibawah naungan Wahana Visi Indonesia, sebuah lembaga kristen  yang mengupayakan perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang berada dalam kemiskinan. Reactivate anak hold merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengaktifkan kembali status Hold seorang anak menjadi available sehingga anak itu berkesempatan untuk bisa dipilih oleh sponsor menjadi anak asuh mereka.Â
Kami tiba di desa sekitar jam 12 siang. Anak-anak baru saja keluar dari sekolah dan menyapa kami dengan senyum khas anak desa dan berebutan mengucapkan selamat siang kepada kami. Terlihat dari wajah mereka goresan lelah dan panas yang menyengat tidak menghalangi mereka untuk tetap ceria dengan wajah penuh senyum. Anak-anak ini merupakan masa depan bangsa ini dan untuk konteks yang lebih kecil merupakan harapan dari daerah mereka masing-masing.Â
Sembari berjalan pelan kami pun tiba di rumah kader tempat diadakannya kegiatan tadi. Banyak orang sudah menunggu kami disana. Sebelum itu, kami dijamu dengan panganan lokal dan juga "okomama" yaitu sebuah tempat menaruh sirih pinang untuk menyambut tamu yang datang. Tradisi ini merupakan ciri khas masyarakat yang mendiami pulau Timor.Â
Setelah hampir 15 menit, kami mulai melakukan kegiatan reactivate anak hold. Sasaran kami adalah anak-anak yang masih berada di bawah umur sembari menanti anak-anak sekolah pulang ke rumah dan juga setelah makan akan bergabung dengan kami. Kegiatan itu berjalan lancar dan menarik apalagi dilakukan di bawah pohon yang rindang sehingga menambah suasana teduh disini. Selang beberapa menit, anak-anak sekolah mulai berdatangan sehingga kami pun bisa melanjutkan kegiatan tersebut.Â
Dalam kegiatan ini kami masih menemukan fakta yang menyedihkan bahwa di usia remaja yang sudah menginjak bangku sekolah menengah pun ada banyak anak yang masih belum mampu menulis dengan baik sesuai ejaan dan penggunaan tanda baca yang baik. Bahkan di kalangan orang tua juga hampir semuanya tidak dapat menulis dengan baik.Â
Hal inilah yang menjadi perhatian kita semua baik kalangan pemerintah, para pegiat sosial serta kita sendiri yang terus mendorong agar pendidikan di desa bisa tercapai dengan baik dan juga harapan-harapan yang telah digaungkan tinggi oleh orang tua pada anaknya bisa menjadi harapan-harapan yang tidak berakhir dalam keputusasaan dan juga kesia-siaan. Oleh karena itu hadirnya lembaga sosial seperti Wahana Visi Indonesia turut membantu kehidupan di desa dan juga bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.Â
Setelah kegiatan berakhir sekitar jam 5 sore, matahari sudah mulai kembali ke peraduannya dan kami mulai beranjak meninggalkan desa untuk kembali ke kota. Dalam perjalanan pulang juga kami menikmati panorama khas pulau ini yakni bukit berbatu dan juga tandus yang menemani perjalanan kami sore itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H