Harus kukatakan dengan jujur bahwakesimpulanku telah sampai pada mencintaimu bukan hanya suatu kebodohan tetapi juga sebuah aib. Aib yang perlu bagiku lebih dari dua puluh tahun untuk menyadarinya.
Harus kuakui dengan jujur bahwa perlu keberanian luar biasa bagiku untuk menceritakan ini aibkarena kata ibunda adalah kurang elok kalau kita membuka aib sendiri . Namun kalau aku masih saja menceritakan aib tersebut disinisejujurnya aku katakan semata-mata hanya karenaaku meyakini bahwa mudarat yang aku terima dengan membuka aibini jauh lebih kecil dibandingkan dengan manfaat yang akan diterima olehmereka – mereka yang terbuka mata hatinya setelah membaca ini semua.
Inilah aibku namun sebelumnya kepada ibunda mohon maafkan ananda ,
Inilah perkenalan dan pengalamanpertamaku denganmu, Waktu itu aku masih amat belia, tentu saja sebagaimana belia, busung didada jauh lebih berkuasa dari pada benderang dikepala.Sambil memelukmu, mengendap-ngendap kucari tempat yang aman untuk hanya kau dan aku dan selanjutnyakuperlakukan kau seperti yang pernah kulihat sebagaimana orang dewasa memperlakukanmu.
Sejujurnya harus aku akui bahwa sensasi pertama atasmu sungguh sangat jauh dariapa yang selama ini aku bayangkan . Tidak ada kehangatanataukenikmatan apalagi melayang melambung tinggi sebagaimana pernah kudengar orang – orang dewasa bertutur tentang kamu. Yang ada hanyalah rasa mual dan sedikit sesal dihati.
Meski pengalaman pertama ku bersamamu sensasinya tidak seindah yang aku bayangkan, Sejujurnya haruslah aku akui bahwa pesonamu amatlah kuat sehingga lagi lagi dan lagi aku tetap berhasrat mencumbumusampai akhirnya aku terperangkap menjadi hambamu.
Bertahun-tahun aku menjadi budakmu, memburu kenikmatan ( baca : ketergantungan ) dengan mengorbankan anugerahNYA berupa kesehatan ( diri sendiri, anak istri , saudara , teman dan siapa saja ) dan berkali-kali aku mencoba untuk menghentikan langkahmu namun selalu dan selalu saja gagal. Duh begitu tak berdayanya aku terhadapmu.
Harus kukatakandengan jujur bahwasaat tulisan ini aku tulissudah hampir dua bulan aku tidak menyentuhmuhanya saja niat atau motivasiku kali ini bukan karena takut atasmudaratmu tetapi lebih kepada rasairi pada mucikarimu yang karenamu beberapa dari merekaberhasil menjadiorang terkaya di negeri ini.
Sejujurnya harus aku katakan bahwa aku amatlah iri kepada Budi & Michael Hartono,Susilo Wonowidjojo dan Putera Sampoernayang berhasil menjadi milyunerdengan menjualrokokyang kata dokter amat sangat berbahaya bagi umat manusia yang konsumennya sebagian besar para belia tunas-tunas bangsa serta orang-orang yang secara ekonomi hidupnya merana yang meski begitu keadaannya masih saja dilegalkan oleh republic yang namanya Indonesia yang lambangnya burung garuda.
Sejujurnya aku mohon doamu ibunda agar anakmu kuasa untuk setidak-tidaknya tidak menambah kaya orang-orang seperti Budi & Michael Hartono,Susilo Wonowidjojo dan Putera Sampoerna .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI