Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Tinggal di Palembang

Penulis adalah Guru Ngaji di Rumah Tahfidz Rahmat Palembang, dan Penulis Buku "Revolusi Hati untuk Negeri" bekerja sebagai Jurnalis di KabarSumatera.com Palembang. (www.kabarsumatera.com) dan mengelola situs sastra : www.dangausastra.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Iblis Membentangkan Sajadah

12 September 2015   01:20 Diperbarui: 12 September 2015   01:23 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Apakah, kalau saya belum pernah melakukan dosa yang Kau sebut tadi, kemudian, saya tidak bisa menangis setiap sehabis sholat?”

“Wah, ya jelas. Kalau sudah melakukan dosa, kan ada penyesalan. Nah, baru kemudian, Kiai bisa menangis pada saat beribadah atau setiap  sehabis sholat”, Kata Iblis mulai membuat jebakan.

“Tapi, saya  tidak berani berzina. Itu  larangan Tuhan. Itu dosa besar?”

“Membunuh!”, Iblis  memberi alternatif.

“Wah, apalagi membunuh! Saya ini penakut!”

“Ya, kalau begitu, minum-minuman keras saja. Ini yang paling ringan”.

Kiai tercenung lagi.

“Bagaimana? Kalau Kiai Setuju,  nanti malam, saya akan jemput Kiai. Saya akan tunjukkan bagaimana, Kiai harus mulai melakukan dosa, agar nanti, kalau Kiai  sholat, Kiai bisa menangis seperti saya”.

**

          Waktu Isyak berlalu.  Iblis dan Kiai keluar dari Masjid. Orang-orang sekitar hanya menatap heran, ketika ada warga baru yang sudah demikian akrab dengan Kiai mereka. Tapi,  tak seorang pun yang berani melarang. Mereka tidak bisa berbuat banyak. Sementara, Iblis sudah membawa Kiai menembus malam.

Pada sebuah Kedai, agak jauh dari perdusunan, tempat Kiai tinggal. Banyak Laki-laki dan perempuan berkumpul di situ. Kata-kata kotor, dan suara  manja perempuan kampung yang siap melayani para lelaki,  makin jelas terdengar. Bermacam botol minuman keras tersedia di Kedai itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun