Sleman -- Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Difabel Bejen, kelompok binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berbagi kisah inspiratif dalam mengembangkan usaha peternakan ayam petelur inklusif yang berkelanjutan. Mereka memaparkan perjalanan sukses tersebut dalam acara Sarasehan UMKM bertema "Kaji Terap Ternak Ayam Petelur Skala UMKM se-Jawa Tengah," yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan UMKM PP Muhammadiyah bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024), di Hotel NEO Semarang. Acara ini dihadiri oleh pelaku UMKM dari seluruh Jawa Tengah serta mahasiswa Agribisnis Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS).
Acara dimulai dengan sambutan dari Khafid Sirotudin, Ketua Lembaga Pengembangan UMKM PWM Jawa Tengah, yang mengungkapkan pentingnya peran UMKM dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Berdasarkan data BPS 2023, Jawa Tengah mencatatkan jumlah UMKM terbesar kedua di Indonesia, dengan total mencapai 1,456 juta unit. Potensi besar ini, menurut Khafid, dapat dimanfaatkan Muhammadiyah untuk memperluas dakwah melalui pemberdayaan ekonomi.
"Acara ini merupakan langkah awal yang penting untuk mengorganisasi UMKM, sekaligus membuka ruang bagi Muhammadiyah untuk memperkuat perannya dalam memberdayakan masyarakat melalui sektor ekonomi," ujarnya.
Mengutamakan Kesejahteraan Bersama dalam Usaha Inklusif
Arya Khoirul Hammam, Koordinator Program JATAM Difabel Bejen sekaligus Anggota MPM PP Muhammadiyah, menyampaikan bahwa keberlanjutan usaha tidak hanya diukur dari keuntungan finansial, tetapi juga dari nilai-nilai yang mendasari kesejahteraan bagi semua pihak, termasuk hewan ternak.
"Berbisnis bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang nilai. Kami berkomitmen untuk mengutamakan kesejahteraan peternak dan hewan, karena keduanya menjadi kunci untuk usaha yang berkelanjutan," jelas Arya.
Ia juga menambahkan bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas usaha, JATAM Difabel Bejen fokus pada pemberian pakan bernutrisi dan pengelolaan kandang dengan sistem free range. Hasil riset selama tujuh tahun membuktikan bahwa penerapan pakan berkualitas dan sistem free range berpengaruh besar terhadap kualitas telur yang dihasilkan, yang tidak hanya bergizi tinggi, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan manusia.
"Pakan ayam menjadi faktor utama dalam menghasilkan telur bernutrisi tinggi. Setelah riset selama tujuh tahun, kami berhasil menemukan bahwa pakan berkualitas serta sistem kandang free range memiliki dampak positif terhadap kualitas gizi telur. Bahkan, kami bangga JATAM Difabel menjadi kelompok peternak inklusif pertama di dunia yang memperoleh sertifikasi produk dari Human Care Animal Farm (HCAF)," tambahnya.
Eko Suwito, Ketua Jamaah Tani Muhammadiyah Difabel Bejen, menceritakan bahwa terbentuknya komunitas peternakan ini berawal dari masa sulit pandemi COVID-19. Kondisi yang penuh tantangan ini mendorong MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menciptakan solusi inovatif dengan membangun peternakan ayam fungsional yang berfokus pada pemberdayaan difabel. Ide ini terinspirasi dari konsep Ayam Petelur Bahagia milik Prof. Ali, yang kemudian diadaptasi di peternakan Difabel Bejen.
"Sejak tahun 2022, MPM PP Muhammadiyah terus mendampingi kami tanpa lelah, memastikan kami tetap berkembang dan menjaga keberlanjutan usaha peternakan ayam ini. Kami sangat berterima kasih atas bimbingan dan dukungan yang telah diberikan sejak awal," ujar Eko.