Mohon tunggu...
Kabar MPM
Kabar MPM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Majelis Pemberdayaan Masyarakat

Kabar Pemberdayaan Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Global Food Partners Kunjungi Peternakan Dampingan Muhammadiyah, Pelajari Konsep Pemberdayaan Komunitas

27 November 2024   22:39 Diperbarui: 30 November 2024   20:48 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Dok. MPM PP Muhammadiyah)

Yogyakarta -- Global Food Partners, lembaga internasional yang fokus pada kesejahteraan hewan, melakukan kunjungan ke Peternakan Ayam Petelur Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Difabel Bejen di Sleman, Yogyakarta, dalam rangka mempelajari model pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.Kunjungan yang digelar pada Rabu (27/11) ini diikuti oleh 22 peserta dari empat negara bagian Afrika -- Uganda, Tanzania, Ghana, dan Zimbabwe. Mereka tertarik untuk mempelajari sistem peternakan ayam petelur yang mengedepankan prinsip kesejahteraan hewan dan pemberdayaan komunitas difabel.

Kunjungan ini menjadi momen baik bagi JATAM Difabel Bejen, karena untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah bagi peserta internasional. "Ini adalah kunjungan internasional perdana kami, dan kami merasa bangga dapat menunjukkan bagaimana komunitas difabel bisa menjadi pengelola peternakan yang sukses," ujar Arya Khoirul Hammam, mentor peternakan dan pengurus JATAM Pusat.

Arya menambahkan bahwa mereka berharap konsep pemberdayaan yang diterapkan oleh MPM di peternakan ini dapat diadopsi di negara-negara peserta."Kami ingin mengembangkan konsep peternakan yang berkelanjutan dan inklusif, serta membawa pesan bahwa usaha peternakan ayam petelur bisa dijalankan dengan prinsip kesejahteraan bagi semua pihak," tambah Arya.

Kristina Yolanda, Indonesia Program Manager Global Food Partners, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk menunjukkan potensi pengelolaan peternakan ayam petelur yang inklusif, termasuk bagi komunitas difabel. "Kami ingin peserta melihat langsung bagaimana JATAM Difabel Bejen mengelola peternakan cage-free yang tidak hanya peduli pada kesejahteraan hewan, tetapi juga pada kesejahteraan para peternak, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik," ujar Kristina.

Yolanda juga menekankan pentingnya kolaborasi dan keberlanjutan program pelatihan untuk para peserta, yang diharapkan dapat membawa pulang pengetahuan untuk diterapkan di negara masing-masing.

JATAM Difabel Bejen, yang dibina oleh MPM Muhammadiyah, telah berhasil mengembangkan peternakan ayam petelur yang dikelola oleh para difabel. Peternakan ini memberikan contoh nyata tentang pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan. Peternakan ini juga tidak hanya berfokus pada produksi telur, tetapi juga pada pemberdayaan para anggotanya, dengan menyediakan pelatihan keterampilan dan akses kepada pasar yang lebih luas.

Kunjungan ini juga mencerminkan semangat kolaborasi antarnegara dalam upaya meningkatkan keberlanjutan dan kesejahteraan peternak ayam petelur secara global, terutama di kalangan komunitas yang kurang mendapat perhatian.

Selaras dengan Global Food Partners yang merupakan organisasi internasional yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan hewan dan pemberdayaan komunitas peternak di seluruh dunia. Dengan berbasis di banyak negara, mereka bekerja untuk menciptakan sistem peternakan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Penulis : Framanahadi | Penyunting : Muhammad Iqbal Khatami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun