Mohon tunggu...
Kabar MPM
Kabar MPM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Majelis Pemberdayaan Masyarakat

Kabar Pemberdayaan Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Peningkatan Produksi Pangan untuk Menghadapi Lonjakan Populasi pada 2050

24 September 2024   14:43 Diperbarui: 18 Oktober 2024   16:45 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak-anak mudah sudah tidak mau lagi terjun di bidang penyediaan pangan, entah itu beternak, bertani, maupun nelayan, dan petani ikan. Persepsi dunia pertanian dan peternakan bagi mereka itu negatif," imbuhnya.

Hal itu tidak berlebihan, sebab kenyataannya sebagian besar petani di Indonesia ini miskin dan identik dengan kerja-kerja kotor. Oleh karena itu perlu ada penyegaran persepsi -- sehingga tidak lagi disebut petani atau peternak, tapi penyedia pangan.

Tantangan selanjutnya atau yang ketiga adalah ketersediaan akses. Sulitnya akses ini menjadi tantangan untuk penyediaan pangan, tersendatnya akses pangan menyebabkan berbagai kerugian termasuk munculnya masalah stunting.

Indonesia mengalami masalah stunting, persentasenya adalah 1 dari 5 orang anak-anak di Indonesia itu stunting. Paradoksnya, Indonesia juga mengalami ketimpangan di mana 1 dari 4 anak di Indonesia itu obesitas.

Usaha peningkatan penyediaan pangan bagi bangsa Indonesia juga terganjal masalah rendahnya kesadaran akan pemanfaatan makanan. Sebab menurut BAPPENAS pada 2021, sisa makanan terbuang atau food loss and waste di Indonesia mencapai 23 juta hingga 48 juta ton per tahun.

Jumlah sisa makanan terbuang tersebut menyebabkan kerugian bagi Indonesia sebesar Rp. 213 triliun sampai sampai Rp. 55i triliun per tahun, atau setara dengan 4 persen sampai 5 persen Produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun