Mohon tunggu...
Sandika Wandara
Sandika Wandara Mohon Tunggu... Jurnalis - Aktivis, Penulis dan Wiraswasta

Sosok Penulis dari kalangan Mahasiswa sangat di impikan oleh pemimpin bangsa. bangkit dan bergerak menuju Indonesia Emas 2045.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rindu yang Tersisa

2 November 2024   00:06 Diperbarui: 2 November 2024   00:07 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Sandika Wandara

Puisi : Rindu yang Tersisa
Karya: Sandika Wandara

Kudengar tawa itu, bukan milikku,  
Di sampingnya kau tersenyum tanpa beban,  
Langkah kita yang dulu berpadu,  
Kini hilang dalam jejak yang tak tertahan.  

Dia menggenggam tanganmu dengan lembut,  
Mendengarkan kisah yang mungkin ku tahu,  
Entah apa yang kini ku sebut,  
Selain rindu yang berbalut pilu.  

Kau dan aku, dua bayang dalam kenangan, 
Yang kini terpisah oleh waktu dan harapan,  
Namun kuucapkan selamat dalam diam,  
Pada hatimu yang telah menemukan pelabuhan.  

Biarlah aku tinggal dalam senyap,  
Menyulam kembali mimpi yang terpisah,  
Dan semoga senyummu tetap abadi,  
Meski tak lagi bersama di jalan ini.

Jambi, 2 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun