Mohon tunggu...
Peron Dua
Peron Dua Mohon Tunggu... -

Seorang komuter yang tinggal di Bogor

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Komuter Kepo

26 November 2013   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:39 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_280451" align="alignleft" width="300" caption="Seorang penumpang KRL dengan tab-nya. Foto : Perondua"][/caption] Awal-awal aku merasa sebel sama orang-orang yang tetap bertelefon (dengan suara gede), sms, bbm-an, whatsaap-an, bermain game, membalas email, up date status, atau hanya ngecek status teman-teman di kontaknya -bahkan kadang-kadang ada yang nonton drama Korea (oh tuhan) -dengan BB (blackberry) atau tab-nya yang segede gaban di kereta. Kalau lagi sepi sih tidak masalah. Atau itu dilakukan sambil duduk. Tapi seringnya para pelakunya berdiri. Kebayangkan jika itu terjadi di tengah rerimbunan manusia dalam gerbong kereta itu, ya ampun…sebel sekali rasanya. Soalnya, gerakan tangannya suka senggol sana senggol sini. Belum lagi kalau kereta mau berhenti- rerimbunan manusia itu bisa miring kiri atau kanan, maju atau mundur. Sebelku suka bertambah kalau ada yang teriak histeris karena kalah main game-nya. Atau lagu-lagu Koreanya sampai bisa kedengaran di telinga kita (padahal dia pakai earphone – coba sekuat apa itu volume-nya). Tapi lama-lama aku berusaha menikmatinya (secara saban hari di depan mata jadi mau bagaimana lagi ya cyin..). Bahkan kadang-kadang aku ikut-ikutan membaca bbm-an atau email mereka atau juga ikutan nonton drama Korea itu (seperti yang juga banyak dilakukan penumpang komuter lainnya) hehehehe. Seperti beberapa pagi lalu, secara tak sengaja mataku tertuju pada layar BB milik mbak yang berdiri di sampingku. Dengan leluasa aku bisa melihat ke layar BB-nya, karena posisinya di samping kiriku dan aku lebih tinggi beberapa senti darinya. Tertulis begini di BB-nya. Pengirim : udah, gak usah masuk kerja aja Penerima: tapi aku udah dekat kantor, bentar lagi mau turun Pengirim : tapi aku pengen ketemu Penerima: mas ke kantor aja Demi membaca baris demi baris isi BBM-an itu, jadi kepo deh aku. Ealah, ternyata bukan aku saja yang kepo, seorang mbak yang berada di sisi kanan si mbak BB itu juga ikutan membaca. Dan setelah kuamat-amati, perilaku ikutan membaca BB itu juga terjadi di beberapa sisi lainnya. [caption id="attachment_280452" align="alignright" width="300" caption="Enam dari penumpang KRL ini hanya satu diantaranya tidak sibuk dengan gadget-nya. Foto: Perondua"]

1385457288292274055
1385457288292274055
[/caption] Cerita temanku lain lagi. Saban pagi, dia 'rajin' juga melihat BB penumpang komuter kereta yang berdiri di dekatnya. "Yang sering aku lihat tuh, BB-nya ibu-ibu gitu, mbak. Isi BB-nya, uang jajan mama letakkan di atas meja ya. Atau seperti pernah juga tuh aku lihat isi BB-nya gini, adek, jangan jajan sembarangan ya," ceritanya. Dari pengamatan BB yang kulakukan sepanjang tiga bulan terakhir ini, kalimat yang sering kutemukan di BB para komuter begini nih, lo udah di mana? Lanjutannya...kepo deh :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun