Adamantine.
Sebuah kosa kata yang menarik dan terpilih untuk mewakili album kelima Burgerkill yang dirilis Minggu 15 April 2018. Meski saya bukan begundal ( sebutan fan base Burgerkill ), saya selalu tertarik mengikuti rilisan album2 Burgerkill sejak album pertama dirilis.
Adamantine merupakan album yang dengan kualitas diatas rata-rata. Burgerkill tidak hanya menghasilkan album metal yang baik dan super bagus, namun membuat standar musik di tanah air dengan format yang semakin tinggi.
Meski dengan kesabaran dalam memburu sisa stok album Adamantine yang dirilis dalam format booklet dan akhirnya dapat juga, saya takjub dengan kualitas hasil rekaman, materi track lagu2 yang terdapat didalam, sleeve ( beruang grizzly yang super keren, visual album yang sangat berkarakter ) dan keberanian Burgerkill untuk bermain dengan presisi dan beberapa perubahan format musik. Sudah seharusnya Muri mencatat bahwa Adamantine adalah album indie yang tercepat ludes dalam pasaran pergaulan musik urban.
Dari keseluruhan kelebihan yang ada di Adamantine, maka ada hal yang baru lahir dari keberanian Burgerkill dalam mengeksplor lagu dan musikalitas mereka, yakni part bagian awal di Air Mata Api.Â
Dengan jelas kita bisa menyimak betapa bebasnya Putra mengeksplor hentakan drum dengan melakukan ketukan ganjil dan rovel2 yang panjang, saya teringat dengan warna prog rock Tool jika menyimak kembali part ini. Mungkin disengaja ataupun tidak, tersimak dengan jelas bagaiman musik prog hadir dalam Adamantine dan sungguh menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H