Sel adalah unit terkecil dari sebuah organisme. Bentuk dari sebuah organisme dan cara kerja mereka untuk bertahan hidup semua berawal dari sel. Itulah mengapa sel dikatakan sebagai unit struktur dan juga unit fungsional sebuah makhluk hidup. Seorang manusia rata-rata terdiri atas 37 triliun sel dan masing-masing sel dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsi mereka masing-masing. Contoh dari sebuah sel dalam manusia adalah sel otot. Sel otot dalam manusia merupakan sel yang membentuk otot pada tubuh manusia dan sekaligus berfungsi untuk mendukung gerakan tubuh
Stem Cell atau yang dikenal dengan sel punca ataupun sel induk merupakan sel yang diproduksi oleh sumsum tulang yang dapat membelah diri dan berkembang menjadi sel apapun dalam tubuh manusia. Kemampuan yang dimiliki sel ini dikenal dengan kemampuan diferensiasi. Karena kemampuan ini, sel punca digunakan dalam berbagai macam pengobatan terutama dalam meregenerasi sel yang rusak. Terapi sel punca pertama dilakukan sejak 70 tahun yang lalu sejak 1950. Sekarang, sekitar 23,000 terapi sel punca dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat (Dana-Farber Cancer Institute 2023).
Hubungan Leukemia dengan Terapi Sel Punca
Salah satu penyakit umum yang disembuhkan dengan transplantasi sel punca adalah leukemia. Leukemia sendiri menyebabkan sekitar 23,000 kematian di Amerika Serikat pada tahun 2021 (WHO 2021). Leukemia adalah penyakit kanker pada sumsum tulang yang menyebabkan sel darah putih untuk diproduksi secara berlebihan. Sel darah putih adalah sel darah yang digunakan untuk melawan penyakit dan infeksi dalam tubuh. Tetapi, sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang seseorang penderita leukemia adalah sel darah putih yang muda, dimana sel darah putih muda tidak bisa berfungsi dengan baik untuk melawan penyakit. Alih-alih, ini mengurangi kapasitas sumsum tulang untuk memproduksi sel darah yang lain seperti sel darah merah dan trombosit. Dimana kedua sel darah tersebut memiliki fungsi penting dalam tubuh: sel darah merah untuk mengantar oksigen ke seluruh tubuh dan trombosit untuk menutup pendarahan.
Melalui transplantasi sel punca, sel punca sehat melalui kemoterapi dapat menggantikan sel-sel darah yang rusak menjadi sel-sel darah yang sehat kembali. Sehingga memulihkan sel-sel darah pasien. Selain itu, transplantasi sel punca dari sebuah donor juga dapat menyediakan sel-sel imun yang dapat melawan kanker pasien dalam proses yang disebut fenomena "graft-versus-tumor" atau "graft-versus-leukemia". Dengan fenomena tersebut, kanker dalam pasien dapat dieradikasikan.
Terdapat dua metode umum yang melibatkan transplantasi sel punca. Metode pertama disebut dengan "autologous transplant". Metode ini menggunakan sel punca dari pasien sendiri yang telah melalui kemoterapi. Metode kedua adalah "allogeneic transplant". Metode ini mengambil sel punca dari donor yang memiliki sistem imun yang sama dengan pasien yang bisa dilihat dari gen HLA (human leukocyte antigen) mereka.
Masalah Terapi Sel Punca
Terdapat dua masalah yang mungkin terjadi setelah "graft-versus-host-disease" atau GVHD dimana sel imun dari donor menyerang sel-sel dari pasien. Penyakit ini mempengaruhi 30% sampai 50% pasien yang melakukan "allogenic transplant" (Dana-Farber Cancer Federation 2023). Ini disebabkan karena sel-sel imun dari donor tidak menganggap sel-sel pasien sebagai "teman", melainkan sebagai "musuh". Sebab gen sel imun pasien dengan gen sel imun dari donor tidak cocok, mereka mulai menyerang satu sama lain. Inilah mengapa sangat penting bagi donor dan pasien untuk memiliki gen HLA yang sama, karena akan mengurangi kemungkinan GVHD.
Selain GVHD, komplikasi yang dapat terjadi adalah kemungkinan untuk kanker muncul kembali setelah penyembuhan. Fenomena ini dinamakan "post-transplantation relapse". Ini disebabkan oleh salah dari sisa sel-sel kanker yang selamat dari penyerangan sel imun ataupun sel punca yang ditransplantasi memiliki kanker sejak awal. Maka dari itu, fenomena ini lebih sering terjadi dari metode "autologous transplant" dibandingkan dengan metode "allogenic transplant". Alasan dibalik ini adalah karena sel punca dari "autologous transplant" belum tentu bebas dari sel kanker melalui kemoterapi. Sedangkan, sel punca dari "autologous transplant" dapat diambil dari donor yang tidak memiliki riwayat leukemia. Oleh karena itu, sel punca dari autologous transplant dijamin bebas dari leukemia.
Perkembangan Terapi Sel Punca
Corey Cutler, MD, MPH berhasil membuktikan bahwa obat belumosudil dapat mengurangi dampak dari GHVD. Belumosudil bekerja dengan mengurangi aktivitas sel imun untuk mengurangi kerusakan sel pasien. Obat ini sudah dibuktikan pada 75% dari 132 pasien menunjukan tanda-tanda pengurangan dampak dari GHVD kepada tubuh mereka (Dana-Farber Cancer Federation 2023)