Mohon tunggu...
K1_Duo Rahman Abdilah
K1_Duo Rahman Abdilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hola! como estas?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semangat Juang Sang Pangeran Antasari

13 November 2021   15:20 Diperbarui: 24 November 2021   10:37 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditengah pandemi yang tak kunjung usai merenung adalah hal yang wajar. Namun pada tanggal 10 November 2021 ini, renungan menjadi sesuatu yg lebih mendalam dan bermakna karna hari ini merupakan hari peringatan Pahlawan Nasionnal yang mana membuat saya berfikir dan membayangkan bagaimana ekspresi dan pandangan para pahlawan terdahulu melihat bangsa nya yang sekarang. 

Banyak sekali penyimpangan yang terjadi pada generasi muda yang tidak diragukan lagi dapat membuat pandangan para pahlawan terdahulu menjadi miris dan sedih melihat tingkah laku bangsanya yang tidak lagi mencerminkan semangat juang para pendahulunya.

Di hari Pahlawan ini adalah momentum kita sebagai generasi muda untuk kembali mencari jati diri kita sebagai bangsa Indonesia yang ingin terus memajukan dan melindungi tanah air kita tercinta ini. Salah satunya adalah dengan mengambil Inspirasi dari Pahlawan Nasional. Di Daerah saya sendiri terdapat seorang pahlawan Nasional yang jasanya sangat berharga bagi bangsa indonesia yaitu Pangeran Antasari.

Beliau adalah seorang Pahlawan Nasional yang berasal dari Kabupaten Banjar,Kalimantan selatan. Jasanya sangatlah besar bagi perjuangan rakyat banjar dalam menghadapi dan melawan Penjajahan dari Belanda. Karena berkat kepemimpinan Pangeran Antasari lah mereka dapat terus berjuang mempertahankan tanah banjar tanpa keinginan menyerah sekalipun.

Pangeran Antasari lahir pada tahun 1797 atau 1809 Di Kayu tangi Banjar Kalimantan Selatan. Pada tahun 1862 Pangeran Antasari ditunjuk menjadi Pemimpin Tertinggi Kesultanan Banjar dengan gelar “Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin” dihadapan kepala suku dayak dan adipati penguasa wilayah dusun atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Yang Pati Jaya yang membuat Pangeran Antasari tidak hanya menjadi pemimpin suku Banjar namun juga Suku suku lain yang berada disekitaran wilayah Kalimantan baik yang beragama islam maupun kaharingan. Penguatan posisi beliau saat itu diiringi dengan seruan “Hidup Untuk Allah Dan mati untuk Allah!”

Perjuangan beliau telah dimulai sejak April 1859 saat Pangeran Antasari bersama para prajuritnya melakukan penyerangan ke pertambangan milik Belanda yang ada di Perangon dengan ini dimulailah perang banjar. Peperangan demi peperangan terus pecah di era ini dan semakin menjadi semakin sengit. 

Belanda dibuat kewalahan menghadapi Pangeran Antasari dan prajuritnya Namun belanda yang dibantu oleh pasukan batavia dan persenjataan yang canggih tetap dapat memukul mundur Pasukan Pangeran antasari. Alhasil Pangeran Antasari memindahkan benteng pertahanannya ke daerah Muara taweh. Belanda pun tetap merasa tidak puas sebelum Pangeran antasari tertangkap dan dibunuh. Bahkan Pihak belanda pernah membuat sayembara berhadiah bagi siapa saja yang dapat membunuh Pangeran Antasari. Namun hal itu sia sia karena tidak ada yang berani dengan Pangeran Antasari.

Perjuangan Pangeran Antasari terus berlanjut dan tak kenal lelah hingga usianya yang ke 75 tahun Beliau tetap bersemangat mempertahankan tanah airnya. Kemudian sampailah pada Oktober 1862 beliau menghembuskan nafas terakhirnya ditengah tengah pasukan nya karena penyakit yang dideritanya sejak peperangan sebelumnya. Pangeran Antasari meninggal dengan sangat gagah dan terhormat.

Hal ini menunjukkan semangat juang Pangeran Antasari yang tak pernah padam hingga tetes darah penghabisan pun beliau tetap berpegang teguh pada pendiriannya serta keinginannya untuk mengusir para penjajah dari tanah Banjar. Kita sebagai generasi muda perlu mengambil contoh dari Pangeran Antasari. Walau seberapa panjang perjuangan yang harus dilalui, Pangeran Antasari tidak mau untuk berlutut dan menyerah mesti kekalahan terlihat ada didepan mata beliau tetap berusaha untuk melawan dan memberikan rasa semangat kepada pasukannya lewat kepemimpinan beliau yang sangat berapi.

Sungguh jika harus disampaikan ucapan terimakasih kepada para pahlawan seperti Pangeran Antasari ini takkan cukup rasanya semua ucapan terimakasih dari satu dunia karena pengorbanan dan jasa beliau tidak ada gantinya sama sekali. Namun Pemerintah Republik Indonesia tetap memberikan Penghargaan setinggi tinggi nya bagi Pangeran Antasari dengan memberi gelar “Pahlawan Nasional” kepada Pangeran Antasari serta mengabadikan nama beliau sebagai sebutan bagi Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Bumi Antasari.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah bela negara

Nama Taruna : Duo Rahman Abdilah

NPT : 21.21.0006

Prodi : Klimatologi 1

Nama Dosen : Fendy Arifianto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun