Hampir saja kereta nalarku terlewat. Hanya gara-gara aku lalai memantau lalu lintas pikiran yang padat. Terpaku pada satu firasat, sedang di sana-sini ada fakta yang lebih akurat.
Memang tak seharusnya jadi fanatik. Sesekali pikiran perlu piknik. Sebab-akibat perlu ditilik. Agar tak terjebak pada pemahaman picik.
Sempurna akal karena berpikir. Sempurna hati karena berdzikir. Jangan menyerah kepada takdir, sebab kita tak pernah tahu kapan dan bagaimana akan berakhir.
Padangsidimpuan, 24 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H