[caption id="attachment_346230" align="alignnone" width="646" caption="Ningwar (55) memeluk batang pohon Sawo."][/caption]
JURNALIS WARGA, SINGKAWANG - Matang Sauh, begitulah nama tempat yang sangat akrab terdengar di telingga masyarakat Kelurahan Setapuk Besar, Kecamatan Singkawang Utara. Terletak di lingkungan RT.14 Kelurahan Setapuk Besar. Dari pusat kota, kita menuju arah Kabupaten Sambas, tepatnya jalan Ratu Sepudak yang berjarak 8 Km, kemudian berbelok arah menuju jalan Mahad Usman yang berjarak kurang lebih 2,5 Km, di situlah letaknya.
Ada sesuatu yang unik, dan mungkin jarang sekali ditemui khususnya di Kota Singkawang. Pohon Sawo (Sauh, orang di sini menyebutnya), terbilang jarang ada yang sebesar dan setua pohon yang satu ini. Butuh pelukan dua orang dewasa untuk menyamai diameter batang pohon.
Alam yang sangat mendukung tumbuh kembang pohon Sawo ini karena tanahnya yang bercampur pasir dan kulit kerang laut yang memanjang membentuk alur/pematang. Sehingga wilayah ini disebut Matang Sauh, karena hamparan pasir serta kulit kerang yang memanjang dan terdapat pohon Sauh yang sangat besar.
"Itok tanaman nek aki kamek, Alm. Haji Hairudin (65). Diperkirekan die nanam umurnye 30 tahun, berarti udah 35 tahun kemudian ditambah umur ayah kamek, Alm Marhaji (65) menjadi 100 tahun dan umur saye saat itok dah 55 tahun. Mun geye udah 155 tahun umur batang Sauh iye,” tutur Ningwar (55) dengan logat khasnya.
Pohon Sawo ini terlihat masih kokoh dan masih terbilang produktif, karena dalam setiap panen buahnya bisa mencapai seratusan kilo perbatangnya, ucap Ningwar (2/10) menambahkan ceritanya.
Semoga saja kelestarian pohon Sawo ini tetap terjaga oleh keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Abdul Malik (JW)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H